Bisnis.com, Jakarta – Kolangitis bilier primer atau PBC adalah suatu kondisi tersumbatnya saluran empedu di hati sehingga menyebabkan penumpukan empedu. PBC juga memicu penyakit autoimun.
Empedu sendiri merupakan cairan yang diproduksi oleh hati untuk membantu pencernaan dan penyerapan vitamin tertentu. Empedu juga membantu menyerap lemak dan menghilangkan kolesterol jahat dalam tubuh serta mencegah kerusakan sel darah merah.
PBC akan berkembang pesat dan memperburuk kondisi kesehatan pasien. Penderita PBC bisa menulari siapa saja, namun cenderung menyerang perempuan. Menurut laporan Klinik Cleveland, rasio penyakit ini terhadap wanita adalah 10 berbanding 1.
Di Amerika Serikat, penyakit ini menyerang sekitar 60 per 100.000 perempuan yang ditetapkan saat lahir (AFAB) atau individu yang ditetapkan sebagai perempuan. Kebanyakan wanita didiagnosis mengidap penyakit ini pada usia 40 tahun.
Skotlandia, Skandinavia, dan Inggris bagian timur merupakan penyumbang PBC terbesar. Para ahli belum mengetahui penyebab pasti dari kolangitis bilier primer, namun banyak ahli yang meyakini bahwa penyakit ini disebabkan oleh penyakit autoimun.
Obstruksi empedu menyebabkan peradangan pada hati dan juga merusak saluran empedu. Kerusakan ini juga dikenal sebagai kolangitis. Dalam jangka panjang, kolangitis menyebabkan kerusakan pada berbagai organ, terutama gagal hati.
Selain itu, kerusakan hati memicu penyakit autoimun, suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat. Sedangkan sel-sel tersebut bertugas melawan berbagai jenis bakteri, virus, dan jamur yang masuk ke dalam tubuh. Berkurangnya sel-sel sehat membuat tubuh mudah terserang berbagai penyakit
Empedu akan menyebar dan merusak sel-sel hati dan sel-sel tersebut secara alami akan digantikan oleh jaringan parut yang disebut fibrosis. Hal ini menyebabkan sirosis, masalah kesehatan yang menghalangi hati berfungsi secara optimal. Komplikasi kesehatan yang dapat terjadi akibat PBC adalah: 1. Hipertensi portal
Hipertensi portal adalah suatu kondisi di mana darah dari usus, limpa, dan pankreas masuk ke hati melalui pembuluh darah besar atau vena portal. Namun, jaringan parut akibat sirosis menghalangi aliran darah, sehingga darah kembali naik dan memberi tekanan pada pembuluh darah. Kondisi ini sangat buruk bagi orang yang rutin menggunakan narkoba karena tidak tersaring dengan baik. 2. Varises
Varises adalah penyumbatan aliran darah pada vena portal yang menyebabkan darah mengalir ke vena lain, seperti lambung atau kerongkongan. Tekanan tersebut dapat menyebabkan pembuluh darah halus pecah dan berdarah. Lalu ada risiko pendarahan di perut bagian atas atau kerongkongan. Akibatnya menyebabkan kematian 3. Batu empedu
Ketika empedu menumpuk dan tidak mengalir, empedu bisa berubah menjadi batu di saluran. Infeksi dan rasa sakit adalah efek yang tidak bisa dihindari jika hal ini terjadi. 4. Kekurangan vitamin
Empedu menargetkan sistem pencernaan untuk menyerap lemak dan vitamin larut lemak, A, D, E, dan K. PBC berisiko tinggi tertular hal ini, yang akan memicu berbagai masalah kesehatan seperti rabun senja dan gangguan pendarahan. 5. Splenomegali
Splenomegali adalah peradangan limpa karena tubuh tidak menyaring racun dari aliran darah. 6. Kanker hati
Orang dengan PBC berisiko tinggi terkena kanker hati akibat kerusakan sel hati. Oleh karena itu, pasien PBC memerlukan perawatan intensif untuk menghindari komplikasi kesehatan.
Kolangitis bilier primer tidak hanya terlihat begitu saja, penyakit ini memiliki gejala yang langsung terlihat. Berikut gejala kolangitis bilier primer: 1. Mata dan kulit menguning. Kekeringan pada mata dan mulut 3. Nyeri pada perut kanan atas4. Kemerahan, nyeri pada otot atau persendian 5. Pembesaran limpa 6. Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki 7. Penumpukan lemak di sekitar mata, kelopak mata atau lipatan telapak tangan, telapak kaki, siku dan lutut.8. Osteoporosis9. kolesterol tinggi10. Diare dengan tinja berminyak atau steatorrhea11. Tiroid tidak bekerja dengan baik12. Penurunan berat badan. (Muhammad Sulthon yang tertua dari Kandiya)
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel