Bisnis.com, Jakarta – Salah satu jenis kanker yang langka namun berbahaya adalah kanker dubur.

Kanker anus, atau biasa disebut kanker anus, merupakan kanker yang bermula di anus dan menyebar ke organ di sekitar anus.

Kanker dubur berkembang ketika sel-sel tertentu di anus mulai tumbuh dan membelah secara tidak normal dan tidak terkendali.

Pertumbuhan sel-sel ini pada akhirnya mengarah pada pembentukan tumor, yang dapat menyumbat saluran dan menyebar ke organ terdekat.

Gejala kanker anus dikenali dari kondisi anus.

Selain itu, terdapat gejala lain seperti pendarahan pada anus atau dubur, nyeri di sekitar anus, gatal pada anus, keluarnya cairan seperti nanah atau lendir dari anus, perubahan kebiasaan buang air besar, dan pembesaran kelenjar getah bening di anus. atau daerah rektal. Menurut Health.com, ada beberapa faktor risiko berkembangnya kanker dubur: 1. Infeksi HPV.

Menurut penelitian, sekitar 91% kanker dubur yang terjadi di Amerika Serikat terkait dengan human papillomavirus, atau HPV, suatu infeksi menular seksual yang umum. 2. Memiliki banyak pasangan seksual

Orang yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dubur. Pasalnya, berganti pasangan seksual dapat memicu penyebaran penyakit menular seksual atau HIV. Selain itu, seks anal menjadi salah satu faktor penyebab kanker dubur. 3. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akan lebih sulit melawan infeksi, sehingga meningkatkan risiko kanker dubur. 4. Merokok

Meski tidak berhubungan dengan alat kelamin, merokok tetap dapat meningkatkan risiko terkena kanker dimanapun itu terjadi. 5. Menderita kutil dubur dan beberapa tumor lainnya.

Orang yang pernah menderita kutil kelamin, kanker vagina dan serviks memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dubur. Hal ini mungkin karena kutil dubur dan kanker dubur berhubungan dengan infeksi yang sudah ada seperti HPV.

Meski jarang terjadi, kanker dubur harus ditangani dengan hati-hati. Jika tidak diobati, kanker dubur dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya dan bahkan ke paru-paru atau hati.

Kanker anus dapat didiagnosis dengan menggunakan pemeriksaan endoskopi, seperti anoskopi untuk melihat anus dan rektum, sigmoidoskopi fleksibel untuk mencari tumor dan polip di anus dan rektum, serta kolonoskopi untuk melihat seluruh usus besar. Menurut my.clevelandclinic.org, ada 5 stadium kanker dubur: 1. Stadium 0.

Ada sel patologis di lapisan dalam anus. Sel-sel abnormal ini tidak bersifat kanker, namun bisa menjadi kanker. 2. Tahap 1

Sel kanker mulai membentuk benjolan berukuran sekitar 2 sentimeter atau sebesar kacang tanah. 3. Tahap 2

Pada stadium ini, kanker anus terbagi menjadi dua stadium, yaitu stadium II A, dimana terdapat tumor berukuran lebih dari 2 sentimeter namun lebih kecil dari 5 sentimeter. Tahap kedua adalah II B, dimana tumor mencapai ukuran 5 sentimeter atau sebesar jeruk nipis, namun tidak meluas ke seluruh anus. 4. Tahap 3

Stadium 3 juga dibagi menjadi tiga stadium, yaitu stadium III A, bila tumor berukuran 5 sentimeter atau kurang dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening di anus atau selangkangan.

Yang kedua adalah stadium III B, dimana kanker dubur telah menyebar ke organ terdekat seperti vagina dan kandung kemih. Dan terakhir, stadium III C, ketika kanker telah menyebar dari organ terdekat ke kelenjar getah bening di dekat anus atau selangkangan. 5. Tahap 4

Kanker terjadi pada kelenjar getah bening yang letaknya jauh dari anus, seperti paru-paru atau hati.

Seperti jenis kanker lainnya, kanker anus dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi.

Selain itu, operasi kanker dubur dapat dilakukan sebagai reseksi untuk mengangkat tumor kecil yang tidak menyebar di anus, atau sebagai reseksi perut untuk mengangkat anus, rektum, dan sebagian kecil usus. Ini dilakukan hanya jika metode pengobatan lain tidak efektif. (Lumbantobing Jesslyn Samantha Rumir)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.