Bisnis.com, JAKARTA – Selebriti Kartika Putri baru-baru ini berbagi kisahnya melawan penyakit langka Stevens-Johnson Syndrome.

Melalui akun Instagramnya, ia membagikan foto wajahnya yang mulus namun ternyata tertutup filter. Kulit wajah aslinya menjadi berjerawat dan berjerawat, terkena penyakit langka tersebut.

“Aku gak sejelas filter media sosialku guys. Setelah Stevens Johnson Syndrome empat bulan lalu, bekas lukanya masih belum hilang,” tulisnya. Mengalami Sindrom Stevens-Johnson

Sindrom Steven Johnson merupakan penyakit yang dianggap sangat langka. Penyakit ini merupakan reaksi alergi yang menimbulkan ruam dan pendarahan pada kulit, kelopak mata, rongga mulut, dan alat kelamin.

Jika penyakit ini tidak segera diobati, dapat menimbulkan komplikasi serius bahkan kematian.

Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya penggunaan obat-obatan atau serangan virus. Merujuk pada Mayo Clinic, beberapa obat dapat menyebabkan sindrom Steven Johnson, sebagai berikut:

1. Obat asam urat, misalnya allopurinol

2. Obat untuk mengatasi kejang dan gangguan jiwa (antikonvulsan dan antipsikotik)

3. sulfonamida antibakteri/antibiotik (termasuk sulfasalazine)

4. Antivirus seperti Nevirapine (Viramune, Viramune XR)

5. Obat pereda nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol, lainnya), ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya), dan naproxen sodium (Aleve). Beberapa infeksi virus juga dapat menyebabkan sindrom Stevens-Johnson, antara lain:

1. Radang paru-paru

2.HIB

3. Hepatitis

4. Influenza

5. Herpes

6. benjolan atau faktor risiko benjolan pada sindrom Steven Johnson

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ini pada seseorang antara lain:

1. Infeksi HIV. Di antara orang dengan HIV, kejadian sindrom Stevens-Johnson sekitar 100 kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum.

2. Sistem kekebalan tubuh melemah. Sistem kekebalan tubuh dapat dirusak oleh transplantasi organ, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun.

3. Kanker. Pasien kanker, terutama kanker darah, memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.

4. Sejarah sindrom Stevens-Johnson. Jika kondisi ini pernah Anda alami sehubungan dengan pengobatan, Anda berisiko mengalaminya kembali jika Anda kembali menggunakan obat tersebut.

5. Riwayat keluarga dengan sindrom Stevens-Johnson. Jika anggota keluarga dekat menderita sindrom Stevens-Johnson, Anda mungkin berisiko lebih tinggi terkena sindrom tersebut.

6. Faktor genetik. Jika Anda memiliki perubahan genetik tertentu, Anda berisiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson, terutama jika Anda juga mengonsumsi obat untuk kejang, asam urat, atau penyakit mental. Gejala sindrom Stevens-Johnson

Orang dengan sindrom Stevens-Johnson biasanya mengalami gejala dalam beberapa hari.

Dalam satu hingga tiga hari sebelum ruam muncul, Anda mungkin mengalami gejala awal sindrom Stevens-Johnson, antara lain:

1. Demam

2. Sakit mulut dan tenggorokan

3. Kelelahan

4. Mata terasa panas Saat kondisi ini berkembang, ada tanda dan gejala lain:

1. Nyeri kulit yang meluas dan tidak diketahui penyebabnya

2. Ruam merah atau ungu yang menyebar

3. Muncul lepuh pada kulit dan selaput lendir mulut, hidung, mata dan alat kelamin

4. Pengelupasan kulit dalam beberapa hari setelah terbentuk lepuh

Sindrom Stevens-Johnson memerlukan perhatian medis segera. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera dapatkan perawatan medis darurat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel