Bisnis.com, Jakarta — Baru-baru ini, AstraZeneca, pengembang dan produsen vaksin Covid-19 Covishield, mengakui vaksin buatannya dapat menyebabkan trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS).

Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia (TTS) adalah kondisi langka dan serius yang ditandai dengan rendahnya trombosit dan pembentukan bekuan darah.

TTS telah terlihat pada beberapa orang setelah menerima vaksin AstraZeneca Covid-19, yang juga ditarik dari peredaran di Indonesia pada tahun 2021. Orang yang berusia di bawah 60 tahun dikatakan memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena TTS.

Beberapa gejala yang mempengaruhi otak pada pasien antara lain:

1. Sakit kepala parah dan terus-menerus

2. Kabur

3. Kesulitan berbicara

4. Kantuk

5. Oksigenasi atau kebingungan

Sedangkan gejala TTS yang menyerang seluruh tubuh antara lain:

1. Kesulitan bernapas

2. Nyeri dada

3. Pembengkakan pada kaki

4. Sakit perut yang terus-menerus

5. Bercak darah kecil di bawah kulit, jauh dari tempat suntikan

Biasanya, gejala muncul antara 4 dan 42 hari setelah vaksinasi vaksin AstraZeneca CoVID-19.

Meskipun vaksinasi terbukti sangat efektif dan aman dalam mengendalikan pandemi Covid-19, namun efek samping yang jarang terjadi seperti TTS sangat kecil kemungkinannya. Oleh karena itu, deteksi dan intervensi dini sangat penting untuk menangani kasus-kasus tersebut.

Bagaimana cara menangani jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut?

Beberapa penderita TTS merasa sangat sakit dan perlu segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Jika dicurigai adanya emboli serebral, pasien dirujuk ke unit gawat darurat untuk pemeriksaan segera.

TTS didiagnosis melalui tes darah dan scan, termasuk CT scan.

Menurut Melbourne Vaccine Education Centre, beberapa pengobatan untuk TTS meliputi:

1. Minum obat antikoagulan (kecuali heparin)

2. Imunoglobulin Intra Vena (IVIG) – Infus produk darah yang mengandung antibodi

3. Prednison dosis tinggi – sejenis obat steroid

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel