Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi harga konsumen (IHK) sebesar 103,43 Mei 203 hingga 106,37 Mei 2024 atau inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 2,84% pada Mei 2024. penyumbang kenaikan tersebut adalah harga perhiasan emas.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan pasca lebaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi penyumbang utama kenaikan harga umum.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, kenaikan harga tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu sebesar 6,18% dan menyumbang inflasi umum sebesar 1,75%, ujarnya dalam konferensi pers, Senin (3/6/2019). . 2024).
Dari sisi produksi, kata Amalia, beras, cabai merah, bawang merah, tembakau kretek mesin (SKM), dan daging ayam kampung akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kenaikan harga pada Mei 2024.
Sementara itu, selain kelompok tersebut, produk perhiasan emas, angkutan udara, serta harga beras dan ikan juga turut menyumbang kenaikan harga pada periode ini.
Secara geografis, seluruh provinsi mengalami inflasi setiap tahunnya. Papua Tengah menjadi provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi yakni 5,39% (yoy). Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung dengan kenaikan sebesar 1,25%.
Secara sektoral, inflasi sektor inti tercatat sebesar 1,93% (yoy) dengan sumbangan inflasi sebesar 1,24%.
Produk utama penyumbang kenaikan harga pada sektor ini adalah emas perhiasan, gula giling, beras dan ikan, biaya kontrak remah, dan biaya sewa rumah.
Sektor harga yang dikuasai pemerintah juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,52% (yoy). Sektor ini menyumbang 0,03%. Kontribusi utamanya adalah rokok skema mekanis, nomor angkutan udara, rokok linting, dan rokok putih mekanis.
Sementara itu, sektor variabel harga pangan (VF) mengalami kenaikan harga terbesar yaitu sebesar 8,14% dan memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga secara tahunan sebesar 1,3%. Beras masih menjadi komoditas penyumbang kenaikan harga, meski kini trennya mulai menunjukkan penurunan.
“Meningkatnya tekanan harga beras dalam tiga bulan terakhir menunjukkan penurunan secara tahunan. Sejalan dengan penurunan inflasi, maka pangsa inflasi beras akan menurun dari 0,74% pada Maret 2024 menjadi 0,43% pada Mei 2024,” kata Amalia.
Sementara itu, keberhasilan inflasi pada bulan Mei lebih rendah dibandingkan perkiraan ekonom Bloomberg.
Di antara 29 ekonom yang tergabung dalam konsensus Bloomberg, rata-rata perkiraan inflasi Mei 2024 sebesar 2,97% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan pencapaian April 2024 sebesar 3% (yoy).
Namun perkiraan para ekonom masih melihat adanya penurunan yang diyakini terkait dengan pembuangan beras.
Harga beras juga terus mengalami penurunan, menunjukkan penurunan sebesar 2%, menyusul penurunan pada bulan sebelumnya sebesar 1,6%, kata Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Andry Asmoro dalam keterangan resmi, dikutip Senin (3/6/2021). 2024). .
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel