Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana mengenakan bea masuk terhadap produk gerabah yang kini menghadapi tindakan anti dumping dari China.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan penerapan Tarif Impor (BMTP) dan Tarif Anti Impor (BMAD) bisa efektif dalam dua aspek.
Pertama, menurut Faisal, penting untuk memastikan produk yang dikenakan pajak merupakan produk yang sudah memenuhi pasar dalam negeri, khususnya pakaian jadi.
Faisal kepada Bisnis, Minggu, 30 Juni 2024, “Jangan dikasih biaya masuk, ini bahan baku yang dibutuhkan industri saat ini. Seringkali yang terjadi adalah salah paham.”
Biasanya kebijakan yang bersifat restriktif, seperti BMAD, BMTP, atau keselamatan, mempunyai tujuan yang salah dan pada akhirnya mempersulit beberapa industri untuk berproduksi karena tindakan keselamatan tersebut.
Kedua, jika direncanakan dengan baik dan mendalam, pemerintah harus segera menerapkan kebijakan impor barang dari luar negeri secepatnya karena pabrik-pabrik tekstil saat ini sedang dalam keadaan buruk atau krisis karena banyak pabrik yang tutup dan terhenti.
“Seringkali yang dikeluhkan adalah adanya program politik penyelamatan, pengamanan atau apa pun, namun pelaksanaannya lambat sehingga banyak korban yang cepat tertangkap,” jelasnya.
Sekadar informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebelumnya mengusulkan penerapan pembatasan perdagangan melalui pembatasan tarif berupa BMAD atau BMTP dengan tarif lebih tinggi.
Sekretariat Direktorat Jenderal Kimia, Kimia dan Tekstil Kementerian Perindustrian Kris Sasono Ngudi Wibowo mengatakan, tindakan pengamanan akan dilakukan di berbagai sektor termasuk gerabah.
Pada Kamis, 27/6/2024, Kris mengatakan, “Kita berharap angka maksimalnya untuk kawan-kawan industri, kita tidak bisa menyebutkan persentasenya, yang penting angkanya”.
Namun besaran pembayaran yang diterapkan akan berbeda-beda pada tiap sektor. Selain itu, keputusan harga akan dibicarakan dengan otoritas yaitu Badan Keuangan (BKF).
Kris mengatakan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah datang ke Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membahas kebijakan proteksi melalui tarif.
Tadi pagi hingga siang pengelola utang menghadiri pertemuan dengan BKF di Kementerian Keuangan membahas utang BMTP, ini sedang berlangsung.
Di sisi lain, Kris juga mendorong penerapan BMAD di bidang pertanahan yang menyasar barang-barang impor dari China dengan harga yang tidak wajar. Ia meyakini penguatan keamanan akan menjadi angin segar bagi industri.
“Sebenarnya dari sisi industri sangat besar, tapi di level keuangan di Kementerian Keuangan, kami yakin pembahasan ini akan menjadi penting,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kris menilai penerapan sektor impor akan memberikan manfaat yang signifikan bagi sektor tersebut. Dampaknya adalah menciptakan lapangan kerja, memperlambat impor dan menghilangkan limbah.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA