Bisnis.com, Jakarta – PT XL Axiata Tbk. (EXCL) telah memastikan akan mengikuti lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz.

Perusahaan telah mengembangkan beberapa metode untuk melakukan lelang frekuensi rendah meski berdekatan dengan lelang frekuensi lainnya. 

Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kemungkinan akan melakukan lelang frekuensi 2,6 GHz dan 3,5 GHz dalam tiga tahun ke depan. Izin penggunaan pita frekuensi 2,6 GHz untuk satelit penyiaran grup MNC disebut akan habis pada tahun ini. Pita ini memiliki pita 1900 MHz. 

Sedangkan pita 3,3 – 3,5 GHz masih banyak digunakan oleh satelit Indonesia. Jika satelit tersebut diluncurkan pada tahun 2025, frekuensinya akan lebih dari 200 MHz pada pita 3,3 GHz – 3,5 GHz. 

Dengan situasi ini, ada keseimbangan lelang 2 frekuensi dalam tiga tahun ke depan, apalagi pemerintah mendorong penggelaran 5G yang membutuhkan pita yang sangat besar. Dari sisi pengguna perlu menyiapkan modal untuk setiap lelang.

Menanggapi lelang spektrum mendatang, Group Head Regulatory XL Axiata Alvin Aslam mengatakan perseroan akan mengikuti seluruh lelang pemerintah. 

“Kami tidak pernah berhenti mengadopsi teknologi dan kami akan selalu berusaha menerima semua teknologi baru, termasuk lelang reguler,” kata Aslam, Senin (10/6/2024).  

Ia mengatakan di era 3G, meski harga bandwidth sangat mahal, perusahaan tetap melakukan aktivitas komersial. Hal yang sama terjadi pada lelang spektrum 4G dan bahkan dengan 5G. 

Aslam menegaskan, perusahaan akan selalu berupaya menerapkan teknologi baru 

Sementara itu, Head of Corporate Affairs XL Axiata Marwan O. Baasir mengatakan frekuensi 700 MHz terbuka untuk digunakan di frekuensi mana pun karena Indonesia telah menerapkan kebijakan frekuensi netral. Artinya, tidak ada penggunaan spektrum nyata untuk teknologi tersebut. 

Ia menambahkan, jika merger XL Axiata dan Smartfren terealisasi, spektrumnya bisa digunakan untuk teknologi apa pun. Namun, keputusan jumlah merger terlebih dahulu harus menunggu persetujuan pemerintah.

“Hakikat seni adalah netral. Selama ada teknologi yang mempunyai peluang, kita tetap ada di dalamnya. Jika 4G terlalu besar, kita 4G. Kalau 2100 besar itu 4G, kita tinggalkan 3G. “Ke depan, sejumlah opsi integrasi harus didiskusikan dengan pemerintah,” kata Marwan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebut lelang bandwidth 700 MHz dan 26 GHz untuk jaringan 5G lebih lambat dari rencana pada awal bulan ini.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Ari Chettyadi mengatakan lelang frekuensi akan digelar antara akhir Juni hingga Juli 2024.

“[Lelang frekuensi] sedang dibicarakan. Mungkin akhir Juni-Juli. Kita tunggu penawarannya, akhir bulan ini ya, bukan awal Juli,” kata Budi saat ditemui usai pertemuan. Komisi DPR tempat saya bekerja di Kompleks DPR Senayan Jakarta, Senin (10/10/2018).

Sementara itu, Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Tirgen STPBI), mengatakan saat ini pemasangan iklan frekuensi masih menunggu persetujuan dan koordinasi dari berbagai organisasi seperti Kementerian Keuangan. (Kemenq).

Namun Ismail mengatakan, tender spektrum 700 MHz dan 26 GHz masih sesuai rencana awal yang digelar Juni tahun ini.

“[Hal ini] harus dikoordinasikan dengan beberapa lembaga seperti Kementerian Keuangan yang masih kita diskusikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Ismail mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menerima informasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (PPKP) mengenai harga awal atau harga cadangan penjualan spektrum 700 MHz dan 26 GHz.

“Ada tanggapan dari PPKB. Itu tidak bisa dikatakan nanti saat penjualan,” tutupnya.

Semula Kementerian Komunikasi dan Informatika berencana merilis tiga spektrum frekuensi pada tahun 2025: 2,6 GHz, 3,3 GHz, dan 3,5 GHz.

Direktur Pengelolaan Sumber Daya Kementerian Komunikasi dan Informatika Deni Chettiawan mengatakan saat ini ada tiga pita yang digunakan untuk layanan satelit dan satu pita untuk layanan televisi (TV).

Tenny mengatakan Indonesia telah menerapkan aturan netralitas teknologi di seluruh pita IMT (International Mobile Telecommunication). Perlu dicatat bahwa penggunaan teknologi netral ini menciptakan nilai yang besar bagi pelanggan dalam hal waktu, biaya dan kualitas layanan telepon seluler.

“Kami berharap bisa meluncurkan pita 2,6 GHz, 3,3 GHz, dan 3,5 GHz pada tahun depan,” kata Tenney di acara Ericsson Imagine Live 2024 di Jakarta, Selasa (28/5/2024).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel