Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan mengindikasikan usulan penerbitan Orange Bonds akan diserahkan sepenuhnya kepada swasta, bukan pemerintah.
Sementara itu, Impact Investment Exchange (IIX) dan Ford Foundation berkolaborasi memperkenalkan Gerakan Oranye melalui Orange Bond untuk mendukung tujuan kelima SDGs, yaitu kesetaraan gender.
Selama masa kajian obligasi baru ini, kata Deputi Direktur Pengembangan dan Pendalaman Pasar SUN DPPPR Kementerian Keuangan, Chandra A.S. Wibowo mengatakan pemerintah saat ini memiliki serangkaian obligasi yang fokus pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Diantaranya adalah Green Band pada tahun 2018, kemudian pada tahun 2021 SDG Band yang mencakup target 1 hingga 17 SDGs, dan tahun lalu melalui Blue Band.
“Ini tidak berarti pemerintah menolak inisiatif Orange Band. “Kami melihat gerakan oranye masuk dalam instrumen SDGs Bond,” ujarnya kepada wartawan di Hotel Bidakara, Rabu (10/7/2024).
Meskipun pemerintah sudah melakukan hal yang sama, Chandra mendorong sektor swasta untuk menerbitkan Obligasi Oranye untuk mendukung SDGs.
“Dan khusus terkait penerbitan Orange Bonds, pemerintah mendorong partisipasi swasta,” lanjutnya.
Berdasarkan penerbitan obligasi terkait SDGs di masa lalu, Chandra melihat popularitas instrumen tersebut di pasar.
Hal ini dibuktikan dengan penerbitan Blue Bonds kedua yang diumumkan dalam mata uang Yen Jepang senilai 25 miliar yen, dengan tenor masing-masing 7 tahun dan 10 tahun, serta total tenor 20 tahun.
Kemarin di pasar Jepang, kami juga berhasil menerbitkan obligasi biru senilai 25 miliar Yen Jepang. Lalu yang terakhir, berapa penghasilan suku hijau? Tidak salah, 500 juta dollar AS.
Senada, Koordinator Tim Pakar Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Yanuar Nugroho menjelaskan Orange Bonds yang akan terinspirasi dari tujuan kelima SDGs (kesetaraan gender) dengan logo oranye, tidak hanya itu yang menghadirkan inovasi. solusi pembiayaan.
Selain itu, berupaya untuk mendorong inklusi sosial-ekonomi dengan memberikan akses keuangan yang lebih besar kepada perempuan dan kelompok marginal atau marginal.
Pihaknya sangat menyarankan agar Orange Bonds di masa depan dapat diterapkan pada obligasi non-negara sehingga swasta dapat lebih berpartisipasi dalam pembiayaannya.
“Diharapkan melalui partisipasi sektor swasta, kita dapat memperluas jangkauan dan dampak Orange Bonds dan memastikan lebih banyak sumber daya tersedia untuk proyek-proyek yang mendorong keberlanjutan dan kesetaraan gender,” ujarnya.
Sekadar informasi, Orange Bond bertujuan untuk menutup kesenjangan finansial dan mendukung komunitas dan UKM yang menyasar perempuan sejalan dengan tujuan SDGs kelima.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel