Bisnis.com, Jakarta – Produktivitas ekonomi menjadi salah satu topik yang dibahas Direktur Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rakumatarwata kepada mahasiswa Universitas Surabaya (Unesa).

Pertama, Pak Isa membahas tentang peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam pembangunan Indonesia. Pendapatan dari pajak dan sumber lainnya dibelanjakan untuk berbagai tujuan selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dukungan APBN terhadap pembangunan infrastruktur merupakan aspek penting dalam pembangunan perekonomian negara. Namun, Issa mengatakan hal tersebut belum cukup untuk meningkatkan produktivitas perekonomian secara berkelanjutan.

Padahal, kata Issa, membangun kota baru tidak serta merta membuat produktivitas ekonomi terus meningkat. Pada titik tertentu, tingkat produktivitas Anda akan turun bahkan menjadi negatif.

“Produktivitas tidak akan meningkat jika Anda terus membangun jalan. Anda tidak dapat meningkatkannya lebih jauh. Jika Anda terus membangun kota-kota baru, pertumbuhan produktivitas akan melambat. Bahkan, mungkin suatu saat nanti akan ada batasan dalam pembangunan. “Kalau hanya orientasi fisik saja, dampaknya buruk,” ujarnya dalam acara Anggaran Goes to Campus, Rabu (10/2/2024).

Menurut Isa, selain pembangunan infrastruktur, produktivitas perekonomian harus bersumber dari peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, kualitas manusia merupakan motor penggerak utama suatu bangsa dan perekonomiannya.

Peningkatan produktivitas tidak hanya berkaitan dengan lebih banyak orang yang bekerja, tetapi juga aspek penting lainnya.

“Produktivitas adalah hal terpenting jika masyarakat Indonesia sehat dan mampu bekerja, belajar, dan melakukan aktivitas positif. Jika masyarakat Indonesia tidak sehat dan mudah sakit, maka waktu kerjanya pun akan terpengaruh. “Waktu yang tidak terpakai dan terbuang sia-sia tidak ada gunanya. kata Isa.

Upaya meningkatkan kesehatan dan produktivitas masyarakat di Indonesia dilakukan melalui berbagai cara, antara lain penganggaran kesehatan dan program yang mendukung akses masyarakat lokal terhadap pangan dan gizi.

Misalnya pada tahun 2024, pemerintah berencana menyisihkan anggaran kesehatan sebesar Rp 187,5 triliun.

Issa menekankan, kesehatan manusia saja tidak cukup untuk meningkatkan produktivitas perekonomian. Sumber daya manusia Indonesia juga memerlukan kemampuan mengajar yang prima.

Dijelaskannya, pemerintah memberikan 20% anggaran pendidikan kepada APBN sebagai bentuk pemenuhan belanja wajib sebagaimana tercantum dalam UUD.

Anggaran tersebut digunakan untuk Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta pembangunan dan renovasi ruangan di sekolah dan universitas.

“Apakah itu cukup untuk manusia yang sehat? Tidak, tidak masalah jika manusia yang sehat tidak mengembangkan imajinasi untuk hal-hal seperti kemajuan. Tapi agar manusia bisa berimajinasi, membuat terobosan, berinovasi, harus menjadi orang yang cerdas, orang yang terpelajar,” kata Issa.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel