Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Tata Ruang/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan tengah mengincar obligasi oranye di Indonesia. 

Pemerintah bekerja sama dengan Impact Investment Exchange (IIX) dan Ford Foundation untuk memperkenalkan obligasi baru yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). 

Koordinator Tim Pakar Sekretariat Nasional SDG Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Yanuar Nugroho mengatakan, adanya obligasi yang fokus pada program keuangan untuk mewujudkan keberlanjutan dan kesetaraan gender. 

Pada dasarnya, kata dia, Indonesia membutuhkan 24 triliun peso untuk menutup kesenjangan di sektor keuangan domestik dan mencapai tujuan SDG.  

 “Kami mendukung Bappenas [obligasi oranye], diyakini dapat berperan penting dalam mengatasi kesenjangan dengan memberikan pembiayaan pada proyek-proyek yang fokus pada keberlanjutan dan kesetaraan gender,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (7/10/). 2024).  

Yanuar menjelaskan, Orange Bonds yang dilatarbelakangi oleh tujuan kelima SGD (kesetaraan gender) bersimbol oranye, tidak hanya akan memberikan solusi keuangan baru.  

Lebih dari itu, berarti mendorong inklusi sosial ekonomi dengan memberikan lebih banyak pendapatan kepada perempuan dan kelompok marjinal atau marginal. 

Ia sangat yakin ke depan obligasi oranye bisa digunakan pada obligasi non-pemerintah sehingga swasta bisa berperan penting di bidang keuangan.  

“Harapannya adalah dengan melibatkan sektor swasta kita dapat meningkatkan kapasitas dan dampak Orange Bonds dan memastikan lebih banyak sumber daya tersedia untuk proyek-proyek yang mendorong keberlanjutan dan kesetaraan gender,” ujarnya.  

Pada saat yang sama, CEO IIX Angela Ng mengatakan lembaga pemerintah harus lebih banyak bekerja sama dengan bank swasta sebagai importir dan eksportir dokumen mereka.

Obligasi Oranye tidak menggantikan Obligasi Hijau, namun berjalan seiring dengan pencapaian tujuan SDG. 

Angela mengatakan setidaknya melalui Orange Bonds ia mampu menghimpun dana kurang lebih 10 miliar dolar atau sekitar Rp 160 triliun (harganya Rp 16.000 per dolar AS). 

“Ide utamanya adalah kita dapat memobilisasi dana senilai $10 miliar untuk memberdayakan dan memberdayakan 100 juta perempuan dan laki-laki pada tahun 2030,” ujarnya. 

Namun Yanuar dan Angela belum bisa membeberkan rencana peluncuran Orange Bonds di Indonesia. Halaman-halaman ini sedang dalam mode pencarian. 

“Keinginan kita tahun 2025, kita berharap bisa bermitra dengan pihak swasta agar kita bisa bergerak ke arah integrasi. Tapi kita harus ikut ini, kita tidak memaksa, tergantung persiapannya,” ujarnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel