Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap putaran ke-19 perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dengan Uni Eropa atau IEU CEPA.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyatakan, pada perundingan IEU CEPA putaran ke-19, kedua belah pihak telah mencapai kemajuan di seluruh aspek perundingan.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan sebelumnya menargetkan putaran ke-19 yang digelar di Indonesia pada 1-5 Juli 2024 akan menjadi perundingan IEU CEPA terakhir hingga kesepakatan disepakati pada tahun ini.

“Sebagian besar naskahnya hampir selesai, namun masih memerlukan konsultasi internal baik dari Indonesia maupun UE [Uni Eropa],” kata Djatmiko saat dihubungi melalui telepon, Selasa (16/07/2024).

Djatmiko mengatakan Putaran 19 akan menjadi putaran penuh terakhir. Namun menurut Djatmiko, perundingan tetap berjalan kuat di tingkat mediator utama.

Ia juga menegaskan, tujuan Kementerian Perdagangan tidak berubah. Pemerintah Indonesia berharap perundingan CEPA IEU dapat diselesaikan pada akhir tahun ini.

“Kedua belah pihak tetap fokus pada penyelesaian negosiasi tahun ini,” katanya.

Perlu diketahui bahwa perundingan IEU CEPA telah berlangsung selama 8 tahun atau lebih sejak pertama kali diselenggarakan pada tanggal 18 Juli 2016 melalui pengumuman bersama antara Indonesia dan Uni Eropa.

Melansir Bisnis.com, Sabtu (29/6/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mendorong IEU CEPA mencapai kesepakatan pada Pasal 19 yang digelar di Indonesia pada 1-5 Juli 2024, dan don tidak punya pekerjaan rumah. untuk pemerintahan selanjutnya yaitu Prabowo-Gibran yang akan dimulai pada Oktober 2024.

Diakui Djatmiko, perundingan kedua negara dengan Uni Eropa berlangsung sangat mendalam serta ekspektasi dan sensitivitas yang tinggi di antara kedua pihak. Ia mengatakan, Indonesia selalu berjuang untuk memasukkan produk-produk berkualitas dalam perundingan CEPA IEU, antara lain minyak sawit mentah (CPO), sepatu, pakaian jadi dan produk tekstil (TPT), baja, produk olahan perikanan dan minuman, serta produk otomotif.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor migas Indonesia ke Uni Eropa pada Juni 2024 sebesar US$1,2 miliar, turun 24,87% secara bulanan dan 8,4% secara tahunan. 

IEU CEPA digadang-gadang menjadi kunci peningkatan kinerja perdagangan dan investasi dengan Uni Eropa. Sementara Indonesia tertinggal jauh dibandingkan Vietnam yang sebelumnya menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa atau EVFTA sejak Agustus 2020.

Merujuk pengalaman Vietnam, Negeri Naga Biru menegaskan ekspor ke Uni Eropa meningkat pasca pemberlakuan perjanjian dagang tersebut. Mengutip situs resmi Uni Eropa, pada tahun 2022 nilai impor UE dari Vietnam mencapai 47,6 miliar pound, meningkat signifikan dibandingkan nilai impor tahun 2021 sebesar 38,5 miliar pound. 

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel