admin
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan rencana kenaikan harga jual (HET) minyak goreng ringan atau Minjakita akan mengatasi depresiasi mata uang serta harga minyak goreng (.CPO).
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isi Karim menyatakan pihaknya akan melakukan pembahasan mendalam mengenai penetapan resmi harga minyak ke depan.
Isi, saat ditemui di Kantor Ombudsman RI, Senin, mengatakan, “Peningkatan HET juga harus memperhitungkan kontribusi terhadap devaluasi mata uang, ini menjadi perhatian besar Presiden, jangan sampai ada. kenaikan nilai HET Oilita mempengaruhi mata uang.”
Issy menjelaskan, pertimbangan moneter berkaitan dengan daya beli masyarakat di masa depan. Hal ini dilakukan agar kenaikan HET tidak mempengaruhi kenaikan harga produk lainnya.
Selain itu, pemerintah akan menjaga harga yang baik agar para pengusaha tetap mendapat untung.
Kedua, terkait biaya produksi, HEC agar produsen dapat memperoleh keuntungan yang wajar, ujarnya.
Dalam hal ini, Issy menjelaskan, ada 10 komponen dalam perhitungan HE yaitu harga minyak canola (CPO), biaya transportasi ke pabrik, biaya pengolahan dan pengemasan, serta biaya distribusi.
Di sisi lain, Pemerintah juga akan mempertimbangkan harga CPO sebagai bahan baku yang akan mempengaruhi produksi minyak nabati.
“Harga CPO tahun 2024 sudah Rp 12.295, saat pertama kali kami tanyakan, tahun 2022 Rp 11.200, dan sebelumnya Rp 10.000. Jadi ada peningkatan,” ujarnya.
Lebih lanjut Isi mengatakan, untuk melakukan transformasi HET Oilita, pihaknya perlu melakukan reformasi Menteri Perdagangan dan Perdagangan No. 49/2022. Ia juga tidak bisa menjamin kajiannya tuntas.
Berdasarkan koordinasi kegiatan yang dilakukan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, kegiatan ini telah diinstruksikan oleh kementerian/lembaga terkait. Lisensi peluncuran hanya akan dipublikasikan. Itu tidak bisa dipastikan, sederhana saja – “Saya harap lebih cepat lebih baik”.
Simak berita dan artikel lainnya di website Google dan channel WA
