Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Uddhi Sadeva angkat suara soal makan masyarakat kelas menengah karena rata-rata saldo kelas menengah terus menurun di bawah Rp. Perlu dicatat LPS bahwa kelompok menengah ini semakin berkembang. 

Menurut dia, LPS membagi uang masyarakat di atas Rp100 juta ke dalam beberapa kategori yakni Rp1 juta, Rp1 juta, Rp5 juta, Rp5 juta, Rp10 juta, Rp10 juta ribu, Rp25 juta, Rp25 juta; -Rp 50 juta, Rp 50 juta dan terakhir juta. 

“Yang terendah dari lingkaran ini di bawah 1 juta yaitu 0,72%, mungkin yang terendah di tahun 2024. Tapi mungkin tidak punya uang untuk memulai, atau tidak ada bantuan langsung. Tetap saja memberi,” ujarnya, Rabu ( 9/10/2024). 

Khususnya pertumbuhan tabungan Rp 1 juta hingga Agustus 2024 mencapai 5,92% menjadi 5 juta. lalu Rp 5 juta-Rp. Sedangkan pertumbuhan Rp 25 juta Rp 50 juta mencapai 5,73%, dan Rp 50 juta Rp 100 juta mencapai 5,19%.

Menurut Purbaya, kenaikan ini terjadi pada bulan sebelumnya yaitu kelompok Rp 25 juta-Rp, 5,13% pada Juli 2024, dan kelompok Rp 50 juta-Rp. 

“Kelihatannya kelas menengah itu berpikiran sempit, dibandingkan belajar di mana kelas menengah itu berada,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi kelas menengah di Indonesia saat ini tidak seburuk klaim austerity. Dia akan terus memantau partainya. 

“Tentunya bukan akhir, ini baru permulaan, tapi kita lihat. Yang ditakutkan masyarakat saat ini, kalau kita lihat datanya, tidak buruk sama sekali,” tegas Masyarakat Makan (Mantab).

Sementara itu, secara keseluruhan berdasarkan data Distribusi Tabungan yang dirilis LPS, pertumbuhan nominal tabungan masyarakat di atas Rp100 juta merupakan pertumbuhan year-to-date (year-to-date) yang paling rendah dibandingkan kelompok tabungan lainnya. 

Berdasarkan data LPS periode Agustus 2024, nominal simpanan Rp100 juta mencapai 1.061,42 triliun atau 12,2% dari simpanan Rp8.698,53 triliun. 

Peningkatan tabungan hanya 0,8%. Sementara itu, secara tahun, tingkat simpanan meningkat sebesar 5,3%, dan secara bulan-bulan indeks ini sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang meningkat sebesar 0,3%. 

Sedangkan simpanan nasabah kaya yang umumnya didominasi oleh korporasi masih merupakan simpanan dengan nominal terbesar di atas 5 miliar dan mencapai Rp 4.630,51 triliun atau 53,2% dari seluruh simpanan.

Simpanan di atas Rp5 miliar meningkat 2,1% menjadi simpanan di bawah Rp100 juta. Pertumbuhannya sebesar 9,1% YoY dan mengalami kontraksi sebesar 0,9% MoM. 

Selain itu, pada tingkat simpanan nasabah lainnya seperti simpanan nasabah dengan nominal Rp100 juta hingga Rp200 juta mengalami kenaikan sebesar 2,4%. Setiap tahunnya meningkat sebesar 5,1%. Sementara itu, jumlah simpanan meningkat sebesar 3% dari Rp 200 juta menjadi Rp 500 juta. Kemudian meningkat setiap tahun sebesar 4,5%.

Selain itu, DPK meningkat Rp500 ribu menjadi 1 miliar sebesar 2,9%. Pada saat yang sama, meningkat sebesar 5,7% setiap tahunnya. 

Kemudian dinaikkan sebesar 3,4% dari Rp1 miliar menjadi 2 miliar. Secara tahunan, penghematan ini meningkat sebesar 3,8%. Terakhir, simpanan antara Rp 2 miliar hingga 5 miliar meningkat sebesar 1,8% dibandingkan kenaikan tahun ini sebesar 3,9%.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA