Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengajukan serangkaian rencana percepatan penyelesaian overcrowding seiring dengan target Prabowo-Gibran membangun 3 juta rumah.
Direktur Utama BTN Nixon Napitulu mengatakan, jika ingin melaksanakan program ini, dana abadi bisa menjadi alternatif Program Pajak Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dinilai membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (FSB).
“Kalau pakai metode FLPP, anggaran Pemerintah tidak kuat, terlalu besar. Harus ada cara lain agar lebih efisien dari sisi APBN. Pertama, ini adalah investasi, bukan pembelian. Kedua, harus lebih dari daya serapnya, katanya kepada awak media di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Menurut Nixon, dalam rencana yang diusulkan, sejumlah dana abadi akan diinvestasikan untuk memperoleh pendapatan melalui penempatan pada instrumen keuangan seperti Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Negara (SBN), atau Obligasi Bank Rupiah (SRBI). .
Kemudian, pendapatan dari investasi tersebut dapat digunakan untuk membayar (SSB).
“Jadi itu [endowment fund] dapat penghasilan, misalnya uangnya diinvestasikan di segala macam, seperti SUN, SBN, atau SRBI. Katakanlah bunganya 6%, [endowment fund] yang bayar. Minat pelanggan subsidi berbeda-beda,” ujarnya.
Dia mengatakan, usulan ini tidak hanya pada sistem Kredit Pemilikan Rumah (HPR). Namun ada juga bantuan untuk membiayai perbaikan dan pembangunan rumah di pedesaan.
Nixon juga mengatakan, pihaknya sedang mengusulkan perumahan bagi kelompok milenial dengan konsep transit centric development (TOD), beserta subsidi, pajak pertambahan nilai (PPN), dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Hak Milik (LPR). pengurangan uang muka (DP) dan pengurangan premi asuransi.
“Jadi kalau ketiganya didiskon, penghematannya 21% dari harga normal. Jadi kalau harga rumahnya Rp 400 juta bisa lebih dari Rp 300 juta. Jadi teman-teman merasa ada diskon 21% untuk rumahnya, kata Nixon.
FYI, pinjaman dan pembiayaan meningkat 14,8% menjadi Rp344,2 triliun pada kuartal I 2024 dibandingkan Rp299,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pinjaman dan pembiayaan rumah masih merupakan mayoritas dari seluruh pinjaman dan pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan, yaitu sekitar 85%.
Selain itu, pada triwulan I tahun 2024, total kredit dan pembiayaan perumahan meningkat 10,7% menjadi Rp 264,5 triliun dan mencapai Rp 292,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel