Bisnis.com, JAKARTA. – Rata-rata kecepatan internet di Indonesia masih tertinggal pada kuartal I tahun 2024. Indonesia turun peringkat 100 ke atas, untuk layanan seluler dan seluler. Sedangkan dibandingkan Desember 2023, peringkatnya turun.

Internet seluler adalah layanan internet yang diakses melalui jaringan seperti 4G atau 5G. Sedangkan fixed broadband adalah layanan internet yang diakses melalui serat optik (fixed line) yang dipasang di dalam rumah atau gedung.

Berdasarkan data Speedtest Global Index yang dikutip Jumat (10/5/2024), Indonesia berada di peringkat 103 dunia untuk rata-rata koneksi internet seluler. Turun dari peringkat 97 pada Desember 2023.

Rata-rata kecepatan download hanya 25,83 Mbps dan upload 12,54 Mbps serta latency 26 milidetik (ms). Posisi tersebut meningkat dibandingkan Desember 2023 yang berada di angka 24,96 Mbps (unduh).

Sementara itu, rata-rata kecepatan internet broadband di Indonesia masih berada di angka 128, turun dari 126 pada akhir tahun 2023. Kecepatan download dan upload masing-masing 29,37 Mbps dan 18,04 Mbps, dengan latensi 7 ms.

Jika melihat kinerja global, rata-rata kecepatan internet seluler adalah 52,98 Mbps (download) dan 11,48 Mbps (upload). Sedangkan fixed broadband sebesar 93,28 Mbps (download) dan 45,46 Mbps (upload) pada Maret 2024. Artinya, kecepatan internet Indonesia berada di bawah rata-rata global.

Data menunjukkan Qatar menjadi negara dengan rata-rata kecepatan internet seluler tertinggi yaitu 313,30 Mbps (unduh). Kecepatannya sangat jauh dibandingkan Indonesia yang hanya 25,83 Mbps.

Untuk jenis layanan ini, Singapura menjadi negara dengan rata-rata kecepatan internet fixed broadband 284,13 Mbps (download). Berikut perbandingan kecepatan Internet mobile broadband dan fixed broadband di Indonesia dibandingkan negara lain di dunia: Mobile Internet

1.​​ Qatar 313,30 Mbps (peringkat 1) 2.​​​​​​peringkat 4, 5. Korea Selatan 156,23 Mbps (peringkat 5) 6. Indonesia 25,83 Mbps (peringkat 103) Broadband Fixed

1.⁠Singapura 284,13 Mbps (peringkat pertama)2.⁠Uni Emirat Arab 276,02 Mbps (peringkat kedua)3.⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ ⁠ 5. Amerika Serikat 254,01 Mbps (peringkat ke-5) 6. Indonesia 29,37 Mbps (peringkat 128) Starlink Enter

Dalam perkembangan kecepatan Internet di Indonesia, teknologi Starlink baru akan resmi diterapkan pada Mei 2024. Beberapa pengguna yang pernah merasakan satelit mengklaim bahwa jaringan satelit orbit rendah Elon Musk mampu memberikan kecepatan unduh antara 25 hingga 220 Mbps. , dengan sebagian besar pengguna merasakan kecepatan lebih dari 100 Mbps. Sedangkan kecepatan upload biasanya antara 5 hingga 20 Mbps.

Selain itu, Starlink juga diklaim memiliki latensi antara 25 dan 60ms di darat dan 100+ms di beberapa lokasi terpencil. “Kecepatan ini membuat Starlink cocok untuk streaming, video call, game online, dan penggunaan internet rumah tangga lainnya,” kata Starlink dalam situs resminya, dikutip Jumat (5/10/2024).

Namun, Starlink menambahkan bahwa kecepatan sebenarnya mungkin lebih rendah dari kecepatan yang diharapkan selama penggunaan tinggi. “Kinerjanya bervariasi berdasarkan lokasi, waktu, dan prioritas. Starlink memberi Anda data di jaringan berdasarkan paket layanan Anda,” jelasnya.

Diklaim memiliki kecepatan tinggi sedunia dan tahan cuaca, layanan internet ini dibanderol dengan harga berbeda-beda, mulai Rp 750.000 – Rp 86,13 juta per bulan.

Untuk rumah, berlangganan Starlink versi standar dikenakan biaya Rp 750.000 per bulan. Starlink juga merencanakan layanan Internet saat bepergian dengan kuota unlimited yang dapat diakses hingga pelosok dengan harga Rp990.000 per bulan untuk ponsel regional. Sedangkan harga ponsel global Rp 6,99 juta per bulan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel