Bisnis.com, JAKARTA – Kasus Flu Singapura atau HFMD (Hand Mouth Disease) pada anak-anak akhir-akhir ini semakin meningkat. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui gejala dan cara mengobatinya.

Prof. Dr. Dr. Edi Hartoyo, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Tropis (IDAI) Ikatan Dokter Anak Indonesia menjelaskan, Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (HFMD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari genus Enterovirus, yang paling umum adalah Coxsackievirus dan Enterovirus Manusia (HEV 71).

Hingga saat ini, HFMD paling banyak muncul di Asia, dengan beberapa kasus di Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia. Meski tidak terlalu berbahaya, virus penyebab HFMD sempat mewabah pada tahun 1998 di Taiwan, menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan menyebabkan kematian. kematian 78 orang,” ujarnya dalam Media Briefing, Senin (28/10/2024).

Sementara itu, salah satu penyebab penyebaran HFMD di Asia adalah pola penyebarannya dipengaruhi oleh cuaca dan iklim, dimana kasus akan meningkat pada musim panas dan musim gugur, di negara tropis, dan sepanjang tahun di negara tropis.

Virus penyebab HFMD sendiri sangat menular, biasanya menular ke anak-anak melalui sekret hidung (ingus), dahak, cairan dari kulit yang pecah, dan kotoran (feses) penderita.

Selain itu, penularan tidak langsung juga bisa terjadi melalui pakaian, handuk, atau berbagi peralatan makan dengan penderita HFMD.

Sedangkan gejala HFMD pada anak yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:

– Suhu di atas 39°C

– Sakit tenggorokan/menelan

– Kehilangan nafsu makan 

– Sakit/sakit.

Selain itu, setelah demam, sekitar satu hingga dua hari akan muncul bintik-bintik merah di mulut, biasanya dimulai dari langit-langit mulut, dan kemudian menjadi lesi kanker. Nantinya, ruam kulit dan bintik merah juga bisa muncul di telapak tangan dan kaki. 

“Bahkan orang dewasa pun bisa tertular virus ini namun tidak menunjukkan gejala apapun karena daya tahan tubuhnya masih utuh. Namun perlu diingat bahwa orang dewasa juga bisa menjadi pembawa atau pembawa virus ini pada anak-anak,” jelasnya.

Kemudian, Dr. Edi juga menjelaskan, jika tidak segera ditangani, meski gejalanya biasanya ringan, namun pada beberapa kasus HFMD bisa menimbulkan masalah serius. 

“Akibat adanya tukak atau luka di mulut, anak bisa jadi tidak mau makan dan mengalami dehidrasi. Pada beberapa kasus HFMD yang parah, seperti meningitis atau radang selaput otak dan ensefalitis, bisa menyebabkan kematian,” jelasnya. . .

Dr. Edi mengatakan pengobatan yang paling utama adalah istirahat yang cukup, mengatasi gejala yang ada, serta menjaga kecukupan cairan dan nutrisi.

“Penyuntikan dan penyuntikan imunoglobulin tidak diperlukan kecuali pada pasien yang tidak memiliki kemampuan melindungi dirinya, misalnya HIV, atau pada bayi baru lahir,” jelasnya.

Selain itu, bagi anak yang bersekolah, usahakan untuk mengisolasi diri atau tidak bersekolah hingga demamnya hilang atau luka di badan mengering.

“Umumnya kalau tidak demam, tidak menular,” jelasnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel