Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan alat tes antigen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 di Singapura. Penjualan perangkat ini telah mencapai 150%.

Menurut The Straits Times (22 Mei 2024), Watson pada hari Rabu mencatat peningkatan permintaan alat tes Covid-19 sebesar 150% dalam seminggu terakhir. Meski permintaannya cukup tinggi, namun jumlah tes antigen masih dalam level aman dan tidak krisis.

“Toko kami memiliki persediaan yang cukup dan kami telah mengisi kembali stok tepat waktu. Kepala eksekutif Watson, Irene Lau, mengatakan kepada The Straits Times pada hari Selasa, 21 Mei 2024: “Kami terus mencari cara untuk bekerja sama dengan mitra kami guna segera mengatasi pertumbuhan permintaan lebih lanjut .”

Di sisi lain, Guardian juga mencatat meningkatnya permintaan masker serta obat batuk dan pilek. Mengingat barang-barang tersebut digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

The Guardian telah menghubungi para pemasok ini untuk membantu mengurangi kekurangan produk selama krisis saat ini.

Hal itulah yang terjadi pada jaringan supermarket terbesar di Singapura, Fairprice, yang menyebutkan permintaan tes antigen cepat meningkat dua kali lipat dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut Channel Asia News, juru bicara Fairprice mengatakan: “Kami mengutamakan kepentingan pelanggan kami dan berdedikasi untuk memastikan mereka mendapatkan produk yang mereka butuhkan.”

Sebelumnya, pada tahun 2020, Bank Dunia mencatat Singapura mengimpor alat tes kesehatan sebanyak 188.831 kg dengan biaya 469.647,59 USD. Impor tersebut berasal dari Jerman, Irlandia, Swiss, Amerika Serikat, dan Belanda

Singapura saat ini sedang menderita varian baru Covid-19. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengumumkan jumlah kasus Covid-19 antara 5 dan 11 Mei 2024 telah melonjak menjadi 25.900, naik dari 13.700 pada minggu lalu.

Menurut Kementerian Kesehatan, rata-rata jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena infeksi per hari meningkat dari 181 menjadi 250 pada periode yang sama.

Ong Ye Kung memperkirakan puncak infeksi Covid-19 di Singapura akan terjadi pada pertengahan Juni 2024. Ia juga menyarankan warga Singapura untuk memakai masker saat berolahraga di luar ruangan, terutama bagi mereka yang berusia 60 tahun ke atas.

Ong juga meningkatkan vaksinasi tambahan Covid-19 bagi masyarakat yang belum menerima vaksinasi dalam 12 bulan terakhir. (Muhammad Sulthon Kapten Kandiyas)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA