Bisnis.com, JAKARTA – Banyak orang yang terkena flu setahun sekali, sehingga hal ini merupakan kejadian biasa.

Namun kapan dalam sejarah Homo sapiens manusia mulai terserang flu?

Ada kemungkinan bahwa Homo sapiens pertama terserang flu sekitar 300.000 tahun yang lalu, sekitar waktu ketika bukti fosil pertama mengenai spesies kita dimulai.

“Pilek” adalah istilah umum untuk sekelompok infeksi pernafasan yang cenderung ringan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Penyebab paling umum adalah rhinovirus, virus corona, dan virus pernapasan syncytial (RSV). Namun sebelum patogen ini mulai menyebar ke manusia, ada kemungkinan manusia juga memakan serangga lain yang bertulang punggung.

Menjelaskan ilmu biologi, pakar evolusi dari University of California, San Diego mengatakan, dekat dengan hewan adalah cara pasti untuk menemukan virus baru dan berulang kali terpapar, yang dapat menyebabkan virus tersebut menjadi virus pada manusia.

Biasanya, ketika virus hewan menular ke manusia, ia tidak dapat menularkan virus tersebut karena tidak beradaptasi dengan virus tersebut. Namun, virus terkadang memiliki gen yang diperlukan agar berhasil melompat dan menyebar ke manusia. Misalnya, virus di balik COVID-19 dan “flu babi” ditemukan di sini.

Para ilmuwan mempunyai gagasan berbeda mengenai kapan virus flu muncul, dan menempatkan kemunculannya pada titik yang sangat berbeda dalam sejarah manusia.

Beberapa peneliti percaya bahwa virus ini pertama kali menyebar dari hewan ke manusia pada awal peradaban manusia – sekitar 5.000 hingga 6.000 tahun yang lalu. Manusia mulai hidup berdekatan di mana patogen dapat dengan mudah menyebar, dan mereka mulai menjinakkan hewan yang mengandung virus.

François Balloux, ahli biologi di University College London, mengatakan bahkan orang yang bukan pemburu pun bisa terkena virus hewan saat berburu. Pemburu dan pengumpul sudah ada sebelum Homo sapiens – misalnya, pada spesies manusia yang punah seperti Homo erectus, yang pertama kali muncul 2 juta tahun lalu. Balloux mengatakan virus flu yang berbeda datang dan pergi dalam evolusi manusia pada waktu yang berbeda. Penemuan genom virus

Genom virus telah ditemukan pada sisa-sisa manusia purba – tetapi hanya virus DNA, bukan virus RNA. Sepupu DNA ini sangat umum pada virus flu.

Para ilmuwan memperkirakan nenek moyang terakhir kumbang ini berusia sekitar 700.000 tahun – mungkin jauh sebelum Homo sapiens muncul. Mungkin saja mereka melakukan lompatan dari kera atau kera ke manusia, namun waktu pastinya mereka melakukan lompatan tersebut masih merupakan dugaan.

Meskipun para ilmuwan belum menemukan virus RNA sejak zaman kuno, para ilmuwan menemukan virus corona pada abad ke-16 pada gigi dari tulang manusia di Perancis. RNA ini berbeda dengan virus corona yang dikenal saat ini, yang berarti banyak virus mungkin hilang atau berevolusi tanpa bisa dikenali.

Namun, ada kemungkinan virus corona masih beredar di masyarakat namun belum terlacak hingga saat ini. “Banyak virus penyebab influenza belum diteliti dengan baik,” termasuk virus flu yang sering beredar, kata van Dorp.

Balloux dan rekan-rekannya kini menargetkan patogen purba dengan beberapa virus purba. Mereka mempelajari sisa-sisa manusia dengan khasiat penyembuhan yang dikumpulkan selama dua abad terakhir dan disimpan di rumah sakit.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel