Bisnis.com, TANGERANG – Petroliam Nasional Berhad atau Petronas berkomitmen meningkatkan kegiatan eksplorasi migas di Indonesia. Namun, akses terhadap data lapangan masih menjadi kendala bagi raksasa minyak dan gas Malaysia tersebut.

Kepala Cekungan dan Tata Minyak Petronas Azli Abu Bakr mengatakan, pihaknya masih menghadapi kendala berupa perolehan data peningkatan aktivitas eksplorasi di sejumlah cekungan yang saat ini dinilai menjanjikan.

“Banyak hambatan penelitian di Indonesia, dan yang utama menurut saya sebagai peneliti adalah terkait akses terhadap data,” kata Azli saat Diskusi Panel Cembung IPA ke-48 di ICE City BSD, Kamis (16/5/2024).

Secara khusus, kata dia, data yang tersedia untuk sejumlah cekungan di Indonesia bagian timur masih minim. Seperti diketahui, Petronas sejak tahun lalu sudah tertarik untuk melakukan eksplorasi tambahan dan operasi eksplorasi di sejumlah lapangan terbuka atau open area di kawasan timur Indonesia.

Setelah ikut serta dalam hak partisipasi proyek LNG Masilaabadi, Petronas juga melakukan operasi eksplorasi bersama untuk membuktikan cadangan Cekungan Ceram.

Petronas baru-baru ini memenangkan tender pengoperasian WK Bobora yang terletak di perairan Provinsi Papua Barat seluas 8.444,49 km² dan memiliki potensi sumber daya migas sebesar 6,8 miliar barel setara minyak (BBOE).

“Kita masih memiliki kesenjangan data, terutama di beberapa daerah di Indonesia bagian timur, sehingga perlu berkolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Kegiatan Niaga Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kembali melanjutkan eksplorasi intensif dan eksplorasi bersama untuk menggali potensi cadangan migas di cekungan Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur Laut.

Eksplorasi ulang sejumlah cekungan di Indonesia bagian barat ini menyusul keberhasilan penemuan eksplorasi di Laut Andaman serta cekungan Cotai dan Madura.

Staf Ahli Ketua SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan wilayah barat selama ini dikenal sebagai wilayah migas tua.

Namun, menurut Nanang, saat ini prospek di sejumlah cekungan seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur Laut masih menjanjikan untuk dieksplorasi lebih lanjut.

“Selama ini misalnya kita sudah melakukan pengeboran lebih dalam 4.000 meter, meski pada kedalaman 5.000 atau 6.000 kita masih bisa mendapatkan potensi asalkan kita menambah data terlebih dahulu,” kata Nanang saat ditemui di sela-sela Konferensi Cembung Internasional ke-48. ICE City BSD, Kamis (16/5/2024).

Nanang mengatakan, data seismik di sejumlah cekungan dan blok hanya berjarak 4.000 meter. Hal ini mendorong eksplorasi lanjutan di beberapa cekungan di Indonesia bagian barat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel