Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka suara soal alasan penyertaan modal masyarakat (PMN) Rp 2 triliun tahun 2024. 

Didik Hartantiyo, Direktur Utama KAI, mengatakan pelepasan modal negara KAI akan digunakan untuk pembelian kereta KRL rangkaian Jabodetabek yang dioperasikan oleh anak perusahaan KAI, PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter.

“KRL perlu meningkatkan fasilitasnya agar KAI dapat memenuhi kewajiban pelayanan publik angkutan orang dengan kereta api, angkutan umum atau PSO yang diamanatkan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan,” kata Didiek dalam sidang panitia. XI DPR Senin di Gedung DPR Jakarta (1/7/2024).

Didik menjelaskan, dengan semakin banyaknya fasilitas yang memasuki masa perlindungan atau terpaksa berhenti beroperasi, maka kebutuhan akan fasilitas KRL saat ini sangat mendesak. 

Berdasarkan perhitungan pihaknya, KAI harus mengganti 37 kereta pada tahun 2027 untuk menjamin keselamatan dan keandalan armada KRL, kata Didiek.

Dia menjelaskan, seluruh 1.088 kereta KRL atau kendaraan KRL milik KAI Commuter, minimal berusia 30 tahun ke atas. Sebab, pembelian peralatan KRL pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan dengan cara mengimpor produk baru atau bekas.

Di sisi lain, berkurangnya jumlah kereta yang beroperasi dibarengi dengan peningkatan jumlah penumpang KRL. Didiek mengatakan, jumlah penumpang KRL Jabodetabek pada tahun 2023 mencapai 290 juta orang, dengan rata-rata tingkat okupansi 71% pada waktu normal, pukul 06.00-09.00 WIB, dan pukul 16.00-20.00 WIB pada jam sibuk.

Dia mengatakan, jumlah penumpang KRL Jabodetabek bisa mencapai 410 juta pada tahun 2027. Jika fasilitas KRL baru tidak dibeli, tingkat okupansi KRL Jabodetabek bisa mencapai 242 persen saat peak season, kata Didiek.

Untuk itu persetujuan tambahan PMN senilai Rp2 triliun kepada PT KAI pada tahun 2024 dan akuisisi fasilitas KRL menjadi hal yang mendesak, jelas Didik.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA