Bisnis.com, Jakarta — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai positif riset Mineral Security Partnership (MSP) yang dipaparkan pemerintah Amerika Serikat. 

Presiden Kadin Indonesia Arsjad Rasjad meyakini kemitraan penting mineral ini akan membuka akses pasar baru mineral Indonesia ke pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Selain itu, kata Arsjad, kerja sama ini dapat meningkatkan investasi dan dana dalam pengembangan industri dan sektor mineral tanah air. 

Arsjad mengatakan kepada Bisnis pada Selasa (16/07/2024), “Dengan meningkatkan kualitas standar lingkungan yang dapat diterima oleh pasar global, kami melihat kerja sama UKM yang mendorong reputasi Indonesia yang lebih baik dalam pengelolaan mineral berkelanjutan.” 

Sementara itu, Arsjad mengatakan, pemerintah perlu memperbaiki pengelolaan industri pertambangan dan mineral untuk bergabung dalam Kemitraan UKM. 

Selain itu, tambahnya, prinsip-prinsip lingkungan hidup, sosial dan tata kelola (ESG) memerlukan kepastian hukum dalam kegiatan investasi dan operasional di sektor mineral dalam negeri. 

“Dimasukkannya Indonesia dalam MSP juga memastikan peningkatan arus masuk investasi dapat memberikan insentif dan insentif bagi perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip ESG yang baik,” ujarnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan kerja sama mineral yang signifikan dengan Indonesia. Pemerintah AS yakin kerja sama ini akan mendatangkan banyak investasi. 

Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan Amerika Serikat (AS) Jose W. Fernandez mengatakan terdapat potensi besar dalam kerja sama mineral besar dengan Indonesia, sehingga pihaknya terus melakukan negosiasi perjanjian mineral besar.  

Dia mengatakan negosiasi kesepakatan mineral besar sedang berlangsung, namun pihaknya belum bisa memberikan rincian lebih lanjut mengenai jangka waktunya. 

“Tetapi ini adalah perbincangan yang positif dan kami ingin mengupayakan perjanjian mineral penting yang akan memungkinkan lebih banyak perusahaan dari AS dan negara lain untuk berinvestasi di industri mineral penting di Indonesia,” ujarnya di AS meja bundar. KBRI Jakarta, Senin (15 Juli 2024).

Ia mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan pemerintah mengenai kemitraan perlindungan sumber daya mineral, kemitraan dengan 14 negara plus Uni Eropa yang mencakup lebih dari 55 persen produk domestik bruto (PDB) dunia Negara-negara tersebut antara lain India, Australia, Jepang, Amerika dan lain-lain.  

Sementara itu, ia juga percaya bahwa Kemitraan Keamanan Mineral memberikan kesempatan lain bagi Amerika Serikat untuk mendorong investasi yang bertanggung jawab pada mineral-mineral penting. Hal ini dicapai dengan mematuhi standar lingkungan, sosial dan tata kelola yang tinggi.

“Jadi kami sangat puas dengan hasil perundingan yang sudah berjalan. Kami akan terus mengupayakan pembahasan tersebut ke depan. Ini salah satu hal yang saya pribadi yakini dan saya yakin dengan hasilnya Indonesia akan lebih banyak investasi. , ” jelasnya.  

Sebelumnya, Fernandez tiba di Jakarta pada Minggu (14/7/2024) usai mengunjungi Tokyo, Jepang pada 10 Juli 2024. Kunjungan tersebut untuk membahas hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Indonesia yang telah berusia 75 tahun.  

Dalam kunjungan tersebut, ia menyoroti Amerika Serikat sebagai sumber investasi asing langsung terbesar di ASEAN dan upaya Paman Sam dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara.  

Fernandez juga berupaya untuk mendorong pembangunan ekonomi bilateral AS-Indonesia di bawah Kemitraan Strategis Komprehensif. Hal ini termasuk memajukan kerja sama penting dalam rantai pasokan mineral dan transisi energi.  

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel