Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memastikan peluang bisnis Amerika Serikat (AS) dan Indonesia akan terus didorong oleh siapa pun yang menjadi Presiden AS masa jabatan 2025 -2029. 

Ketua Kadin Arsjad Rashid mengatakan pihaknya akan mengambil sikap terbuka terhadap diplomasi komersial. Meski begitu, dia tidak memungkiri pentingnya persiapan para pelaku usaha lokal. 

“Bagi kami itu keinginan Biden, keinginan Trump, keinginan Partai Demokrat, keinginan Partai Republik, kami akan bekerja sama dengan Amerika Serikat. Karena yang jelas sebagai masyarakat Indonesia kita memiliki politik yang bebas dan aktif,” kata Arsjad di sela-sela acara. Menara Kadin, Senin (15/7/2024). 

Tak hanya itu, Wakil Presiden Jenderal sekaligus Koordinator Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Shinta Widjaja Kamdani menyatakan, pihaknya juga berperan dalam hubungan dagang dengan AS melalui Indo-US Partnership Economic Forum (IPEF). 

Dalam hal ini, Kadin dan pemerintah mendorong kerja sama di berbagai bidang, mulai dari perdagangan rantai pasok, digitalisasi, ekonomi hijau hingga kekayaan intelektual (KI). 

“Kalau konteks Biden lebih regional ya. Jadi kalau kita lihat IPEF itu regional. Nah kalau Trump sepertinya lebih spesifik, dia pragmatis banget ya,” kata Shinta. 

Shinta yakin Joe Biden bisa meraih keuntungan di forum perdagangan regional, seperti melalui IPEF. Sementara itu, perjanjian langsung antar negara lebih diutamakan pada era Donald Trump, meski sangat sejalan dengan kepentingan AS. 

“Tapi yang jelas saat itu kita yang menginisiasi perjanjian dagang terbatas. Yang kita harapkan kalau Trump jadi [presiden], kita bisa terus mendorong perjanjian dagang terbatas. Jadi ini benar-benar menjadi peluang antara Indonesia dan Amerika Serikat, ” jelasnya.  

Menurut Shinta, usulan perjanjian perdagangan bebas terbatas dengan Amerika Serikat untuk komoditas tertentu lebih mudah dibandingkan perjanjian seperti perjanjian perdagangan bebas (FTA) atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA). 

“Ini peluang yang ingin kita manfaatkan lagi, mungkin nanti, misalnya dengan Trump, misalnya ekspor tekstil kita ke Amerika, TPT. Tapi kita juga bisa impor kapas dari Amerika. Jadi ini salah satu peluangnya. perjanjian iklan terbatas misalnya,” jelasnya. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel