Bisnis.com, JAKARTA – Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai upaya penyelenggaraan Rapat Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang diusulkan beberapa Kadin provinsi bertentangan dengan Konstitusi dan Anggaran Dasar. Anggaran Dasar (AD/ART) Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Wakil Ketua Kadin Indonesia Eka Sastra mengatakan, upaya Munas mengganti ketua Kadin juga bisa menimbulkan perpecahan organisasi sehingga merugikan iklim usaha nasional. di masa depan.
“Dengan berkembangnya informasi yang tersebar mengenai rencana penyelenggaraan Rapat Nasional Luar Biasa [Munaslub] Kadin Indonesia oleh beberapa pihak, kami selaku Pengurus Kadin Indonesia melihat upaya tersebut telah menciptakan situasi yang mengancam keharmonisan organisasi Kadin di seluruh Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah untuk mengembangkan perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Eka dalam keterangan resmi, Jumat (13/09/2024).
Sebab, Kadin Indonesia merupakan organisasi yang berfungsi sebagai wadah para pelaku usaha dan mitra strategis pemerintah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 (UU Kadin) dan dikukuhkan dalam Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2022 pada AD/ ART dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Dalam hal ini, M Arsjad Rasjid PM merupakan Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026.
Eka menjelaskan, Arsjad Rasjid terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 berdasarkan keputusan bersama pada Musyawarah Nasional Kadin Indonesia VIII pada 30 Juni 2021 di Kendari, Sulawesi Tenggara.
“Dengan demikian, seluruh anggota Kadin, baik Kadin daerah maupun anggota khusus, mempunyai kewajiban hukum untuk menunaikan amanah undang-undang dan mempertahankan AD/ART dalam kegiatan organisasi,” jelasnya.
Jadi, menurut AD/ART Kadin Indonesia, kata Eka, Munas hanya bisa terselenggara jika terdapat pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. “Dan itu setelah mendapat dua teguran tertulis yang tidak dihiraukan,” ujarnya.
Selanjutnya, permohonan Munas harus diajukan oleh sekurang-kurangnya separuh jumlah Kamar Dagang dan Industri Provinsi dan separuh jumlah anggota yang ditempatkan.
Di sisi lain, diakui Eka, selama ini Direksi Kadin belum pernah menerima surat teguran terkait pelanggaran yang dilakukan pengurus maupun ketua umum.
Oleh karena itu, kami di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan seluruh anggota khusus tetap solid dan damai, dan kami dengan tegas menyatakan tidak mendukung Konsultasi Nasional karena melanggar AD/ART, jelasnya.
Lebih lanjut Eka menambahkan, situasi dan dinamika yang terjadi saat ini meliputi perjalanan organisasi.
Namun semangat mengedepankan mekanisme AD/ART sesuai UU Kadin dan Perpres Kadin harus menjadi landasan dalam bertindak organisasi tersebut.
Eka juga menghimbau para pihak untuk secara bijak mengambil sikap bersatu dan mengutamakan kepentingan organisasi demi kemajuan perekonomian nasional.
Tantangan perekonomian ke depan akan semakin sulit dan tidak mungkin tercapai jika dunia usaha tidak melakukan kolaborasi yang sinergis dan inklusif serta bersinergi dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika,” tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Canal WA