Bisnis.com, JAKARTA – Emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) telah mengembangkan strategi ketika industri otomotif mengalami kelemahan atau gangguan selama tahun berjalan.
Direktur BOLT Anthony Vijaya mencatat penjualan mobil dalam negeri pada Juni 2024 turun sebanyak 72.900 unit atau 11,8% year-on-year (y/y). Namun, penjualan mobil naik 2,3% bulan ke bulan (month-on-month).
“Jumlah pada semester I/2024 mencapai 408.000 unit, sesuai dengan target kami sebanyak 920.000 unit pada tahun 2024, atau turun 19% dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut dia, meski pertumbuhan industri otomotif stagnan, proyek lokalisasi komponen baru yang dilakukan produsen mobil dalam negeri juga berkontribusi terhadap pertumbuhan perusahaan. Inisiatif lokalisasi ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang membatasi impor pengencang baja, khususnya dari Jepang.
Selain itu, Garuda Metalindo juga strategis memasuki pasar ekspor dengan menyasar negara-negara produsen mobil besar seperti Amerika, Eropa, Thailand, dan India.
“Selanjutnya, perang dagang yang masih berlangsung antara AS dan Tiongkok memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan dagang ekspor ke AS dan Eropa,” ujarnya.
Di sisi lain, penjualan sepeda motor disebutkan mencapai 511.000 unit pada Juni 2024 atau meningkat 1,1% secara bulanan dan 3,5% secara tahunan. Alhasil, penjualan sepeda motor pada semester I 2024 sebesar 3,1 juta unit atau turun tipis 1% dibandingkan periode sama tahun lalu.
“Angka penjualan sepeda motor ini sesuai dengan perkiraan kami sebesar 6,3 juta unit pada tahun 2024, naik 2% dari tahun lalu, meskipun terdapat tantangan seperti rendahnya daya beli dan kurangnya insentif di industri otomotif,” kata Anthony.
Selain itu, sebagai produsen mur dan baut, BOLT memiliki strategi perluasan pasar dengan memasuki segmen infrastruktur dan alat berat. Di industri alat berat, pembatasan impor pengencang oleh pemerintah juga memfasilitasi proyek lokalisasi, sehingga menghasilkan aliran pendapatan tambahan bagi BOLT.
Dari sisi keuangan, BOLT membukukan penurunan laba bersih sebesar 63,89% year-on-year menjadi Rp 17,32 miliar pada kuartal I 2024 dibandingkan Rp 47,97 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Penjualan perseroan juga turun 11,25% menjadi 365,38 miliar rupiah dibandingkan 411,74 miliar rupiah pada kuartal I-2023.
Jika dirinci secara segmen, pendapatan BOLT berasal dari suku cadang sepeda motor senilai Rp130,85 miliar, disusul suku cadang mobil Rp28,20 miliar, dan industri lainnya Rp206,32 miliar.
Saham BOLT menguat 0,55% ke Rp910 per saham pada perdagangan Kamis (18/07/2024). Sedangkan saham BOLT naik 23,81% year-to-date (YTD).
—
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mengiklankan pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA