Bisnis.com, JAKARTA – Produser Coca Cola, PT Graha Prima Mentari Tbk. (GRPM) membeberkan strategi perusahaan yaitu pemerintah akan menghapus pajak minuman manis kemasan (PSB) pada tahun 2025.
Direktur Utama Graha Prima Mentari Agus Susanto mengakui pajak minuman manis yang akan diberlakukan tahun depan akan berdampak pada beban biaya perseroan. Namun GRPM telah menyiapkan strategi, salah satunya adalah diversifikasi produk.
“Banyak langkah yang telah kita lakukan, salah satunya dengan melakukan diferensiasi produk agar produk kita tidak hanya minuman, tapi juga makanan dan kesehatan,” kata Agus saat memberikan pidato publik, Jumat (30/8/2024).
Alhasil, kata dia, manfaat pemisahan produk akan mampu menutupi biaya kenaikan cukai minuman manis.
Menurutnya, Direktur GRPM, Perusahaan Coca-Cola Amerika Serikat (AS), telah mengembangkan berbagai produk dengan kandungan gula rendah agar minuman manis cenderung tidak dikenakan pajak.
“Kami juga punya direksi tingkat tinggi dan kami sangat mengharapkan pajak gula ini, kami melihat banyak produk Coca Cola yang nol gula, ini salah satu tindakan direktur kami menunggu pajak ini,” ujarnya.
Sebagai referensi, berbagai merek minuman yang berada di bawah bendera Coca Cola Group adalah Sprite, Fanta, Nutriboost, Pulpy Orange, dan Frestea. Selain itu GRPM merupakan distributor Kino Group dan produknya yaitu Larutan Cap Kaki Tiga, Cincau Cap Panda.
Sejalan dengan strategi tersebut, Agus mengatakan pihaknya menargetkan peningkatan kinerja perseroan sebesar 50 persen dibandingkan capaian perseroan pada tahun 2023. GRPM akan memperkuat operasinya pada tahun 2024 setelah menyelesaikan akuisisi saham mayoritas di PT Tri Usaha Jaya.
“Prediksi kami laba bersih kami Rp 560 miliar, dan laba bersih diperkirakan sekitar Rp 5,5 miliar. Target kami tumbuh 50 persen,” pungkas Agus.
Jika dilihat dari laporan keuangan terkini, perseroan membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 106,96 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan pada semester I/2024 mencapai Rp370,7 miliar dari Rp179,1 miliar pada I/2023.
Pada saat yang sama, GRPM mencatat rekor pertumbuhan laba kotor dan laba bersih masing-masing sebesar 191,67% dan 163,64%. Hingga akhir Juni 2024, total aset perseroan sebesar Rp 181,3 miliar dengan total nilai Rp 86,9 miliar.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel