Bisnis.com, JAKARTA – Emiten saham Grup Sinar Mas, PT Dian Swaistika Sentosa Tbk. (DSSA) PT Smartfren Telecom Tbk berada di zona merah pasca aksi jual saham perseroan. (Fren) Rp 562,15 miliar.
Berdasarkan data RTI, saham DSSA terkoreksi 2% atau 750 poin menjadi Rp 36.675 hari ini, Senin (18/11/2024) pukul 09.20 WIB. Pada awal sesi, saham DSSA menyentuh level tertinggi Rp 37.625 dan terendah Rp 36.625. Namun saham DSSA sudah melonjak 353,44% di tahun berjalan 2024.
Saat ini, 41,10 ribu saham DSSSA bernilai Rp 1,52 miliar dan frekuensi transaksi sebanyak 37.019 kali. Rasio price to earnings (PER) DSAA sebesar 45,31 kali dan price to book (PEB) sebesar 11,60 kali. Kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp 282,60 triliun.
Sebelumnya, DSSA menggelar lelang penjualan saham PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) Rp 562,15 miliar kepada PT Bali Media Telecom.
Penjualan tersebut merupakan transaksi afiliasi karena DSSA dan Bali Media Telecommunications dimiliki secara langsung atau tidak langsung oleh Frankie Osman Wijaya.
“Objek transaksi penjualan saham tersebut adalah saham milik perusahaan FREN, yaitu saham senilai Rp 562.155.455.000,” tulis informasi DSSA, Minggu (17/11/2024).
Berdasarkan data pasar, terdapat 22.486.218.200 lembar saham FREN dengan harga Rp 25 per saham pada 15 November 2024. Transaksi di pasar negosiasi difasilitasi oleh Sinarmas Securitas.
Manajemen DSSA menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan sedang mempersiapkan rencana strategis untuk transisi ke bisnis energi baru dan terbarukan, serta pengembangan ekosistem digital.
Rencana tersebut memerlukan beberapa langkah manajemen, antara lain restrukturisasi internal, konsolidasi aset, dan restrukturisasi portofolio investasi perseroan.
“Melalui penjualan saham ini, perusahaan berharap dapat fokus pada pengembangan bisnis dan pengelolaan portofolio investasi secara sistematis,” kata dewan direksi.
Selain penjualan saham FREN, perseroan juga menandatangani perjanjian pinjaman dengan Bally Media Communications (BMT). DSSA dikabarkan telah memberikan fasilitas pinjaman kepada PBB. Sebesar 525 juta dollar Amerika. dia. dolar atau 8,3 triliun rubel.
__________
Disclaimer: Berita ini bukan merupakan bujukan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA