Bisnis.com, GRESIK – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan penambahan kepemilikan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi 10% masih dalam tahap negosiasi. Ia meminta para menterinya mempercepat proses perundingan. 

Jokowi mengatakan negosiasi tersebut sulit dilakukan karena ia harus mengakuisisi 51% sahamnya di Indonesia saat ini. 

“Banyak orang yang optimis saat itu, tapi saya tetap berharap mendapat paling banyak 51 persen.” Ini (tambahan 10 persen) masih proses, kami akan tanyakan prosesnya ke Menteri ESDM, ”ujarnya. KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur, usai memulai produksi smelter PTFI pada Senin (23/9/2024). 

Meski demikian, Jokowi mengaku meminta menterinya mempercepat proses negosiasi dengan Freeport – McMoran. Selain itu, lanjutnya, smelter buatan 100% PTFI sudah mulai beroperasi. 

“Saya minta secepatnya dihapus. Karena smelternya juga sudah selesai, dan itu milik Indonesia,” kata mantan Gubernur Jakarta itu. 

Penambangan tembaga di Indonesia telah memberi dorongan pada Jokowi. Apalagi investasi yang disalurkan tidak sedikit. Untuk smelter PTFI yang merupakan single line kilang terbesar di dunia ini menelan biaya investasi sebesar Rp56 triliun di lahan seluas lebih dari 100 hektar (ha). Kapasitas produksi smelter tersebut mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga. 

Lalu, ada pula smelter tembaga yang dibangun PT Amman Mineral Internasional Tbk. Bulan Juni berada di Sumbawa, NTB. Smelter dengan nilai investasi Rp 21 triliun ini mampu memproduksi konsentrat sebanyak 900.000 ton.

“Besok kita juga akan launching smelter bauksit. Salah satunya di Mempawa Kalimantan Barat untuk memproduksi aluminium. Tembaga, emas, nikel, semuanya. Dan harus segera diturunkan ke produksi turunannya,” ujarnya. 

Sementara pada awal produksi smelter PTFI, Jokowi didampingi Menteri ESDM Bahlil Lahdalia, Menteri BUMN Eric Thohir, Menteri Investasi Roshan Roslani, dan CEO PTFI Tony Wenas. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel