Bisnis.com, JAKARTA – Migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang ditandai dengan rasa nyeri yang tajam dan biasanya terjadi pada salah satu sisi kepala.

Seringkali disertai gejala lain seperti mual, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya dan suara. Migrain dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.

Migrain dianggap sebagai kelainan neurologis dan dapat dipicu oleh berbagai faktor termasuk stres, makanan tertentu, perubahan hormonal, dan faktor lingkungan. Penyebab migrain

Migrain tidak disebabkan oleh satu penyebab saja. Ada banyak penyebab migrain pada seseorang.

Faktor risiko: Riwayat keluarga, usia, jenis kelamin (F>M), stres emosional, perubahan lingkungan, perubahan hormonal, makanan tertentu, stres dan pekerjaan. Fase Prodromal Sakit Kepala Migrain:

Perubahan itu menandakan migrain akan datang. Gejala: Sembelit, perubahan suasana hati, mengidam makanan, rasa haus meningkat, sering menguap. Tingkat Aura:

Terjadi sebelum atau saat migrain Gejala: Perubahan penglihatan, gangguan penglihatan, perubahan mood, kesulitan berbicara. Tingkatan kepala:

Serangan migrain yang sebenarnya – Nyeri pada salah satu atau kedua sisi kepala, rahang pecah-pecah, berdenyut, sensitif terhadap cahaya, mual, penglihatan kabur.

Terjadi setelah serangan migrain Gejala: Kebingungan, perubahan suasana hati, pusing, lemas, kepekaan terhadap cahaya dan suara.

Sakit migrain bisa melemahkan, dan gejalanya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Simak jenis-jenis migrain berikut ini

Migrain dengan aura: Migrain jenis ini disertai dengan tanda peringatan yang disebut aura, yang dapat muncul 10 hingga 60 menit sebelum sakit kepala. Aura dapat berupa gangguan penglihatan, seperti kilatan cahaya, titik buta, atau rasa berdenyut di wajah atau kaki.

Migrain tanpa aura: Ini adalah jenis migrain yang paling umum dan terjadi tanpa gejala peringatan. Rasa sakitnya biasanya berdenyut atau berdenyut dan biasanya dirasakan pada salah satu sisi kepala dan berlangsung selama 4-72 jam.

Migrain kronis: Migrain kronis didiagnosis ketika seseorang mengalami sakit kepala selama 15 hari atau lebih dalam sebulan, dengan gejala migrain terjadi setidaknya 8 hari tersebut.

Migrain hemiplegia: Ini adalah jenis migrain langka yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, mirip dengan stroke.

Migrain menstruasi: Migrain ini berhubungan dengan siklus menstruasi wanita dan biasanya terjadi saat menstruasi.

Migrain vestibular: Migrain jenis ini menyebabkan pusing, vertigo, dan ketidakseimbangan, serta sakit kepala atau gejala migrain lainnya.

Migrain Mata (Retinal): Menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan pada satu mata diikuti sakit kepala.

Migrain perut: Ini adalah jenis migrain yang paling banyak menyerang anak-anak. Gejala utamanya adalah sakit perut parah, yang mungkin disertai mual, muntah, dan sakit kepala.

Migrain Diam: Migrain jenis ini menyebabkan gejala aura di luar kepala. Tips mencegah sakit migrain 1. Waspadai dan bila mungkin hindari

Pemicu umum: Makanan tertentu (cokelat, kafein, alkohol), stres, perubahan hormonal, gangguan tidur, rangsangan mental (lampu terang, suara keras). Meskipun banyak makanan dan minuman berbeda yang dapat memicu migrain, ada yang dikenal sebagai “5 C migrain”: keju, coklat, kopi, minuman bersoda, dan buah jeruk. Dan yang ke 6 C adalah anggur merah atau red wine. Tindakan: Buatlah jurnal migrain untuk melacak pemicu dan polanya. 2. Menjaga pola hidup sehat

Diet: Makan makanan seimbang secara teratur dan tetap terhidrasi. Tidur: Pertahankan jadwal tidur yang teratur dan pastikan istirahat yang cukup. 3. Kelola stres

Teknik: Latih teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, latihan pernapasan dalam, dan relaksasi otot progresif: Ciptakan lingkungan yang tenang dan rileks, terutama saat migrain. 4. Obat-obatan dan suplemen

Obat pencegahan: Beta-blocker, antidepresan, antidepresan sesuai resep dokter Obat darurat: Triptan, NSAID, obat antimual: Magnesium, riboflavin (vitamin B2), dan koenzim C10. 5. Hidrasi dan nutrisi yang tepat

Hidrasi: Minum banyak air sepanjang hari Nutrisi: Hindari melewatkan makan dan pertimbangkan untuk makan lebih sedikit makanan olahan dan lebih banyak makanan utuh. 6. Gunakan peralatan medis

Perangkat: Cefaly (stimulator saraf trans-butir), gammaCore (stimulator saraf vagus non-invasif) dan stimulator Nerivio yang baru diluncurkan atau perangkat lain yang direkomendasikan oleh dokter. 7. Pemeriksaan kesehatan secara berkala

Konsultasi: Berkomunikasi secara teratur dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengelola dan menyesuaikan rencana pengobatan jika diperlukan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel