Bisnis.com, BANGLI – Desa wisata Penglipuran yang dinobatkan sebagai desa ternama di dunia terus dibanjiri wisatawan domestik dan mancanegara. Selain tata letaknya yang rapi, akses menuju tempat wisata juga mudah karena infrastruktur yang memadai. 

Pantauan Kelompok Riset Tirtha Nusantara, terlihat ribuan wisatawan berkunjung menikmati keindahan desa di Kabupaten Bangli ini. Puluhan bus, mobil pribadi, dan sepeda motor terlihat terparkir di kawasan Desa Penglipuran. 

Pengunjungnya sebagian besar merupakan rombongan wisatawan domestik, mulai dari pelajar yang sedang dalam perjalanan studi, rapat kantor, atau pekerja perusahaan, sebagian besar berasal dari beberapa kota di Pulau Jawa. 

Wisatawan mengapresiasi tata letak rumah warga Desa Penglipuran. Tak hanya itu, jalan menuju pelosok desa juga terlihat bersih. 

Desa ini memiliki tiga bagian yang disusun dari utara ke selatan atau disebut dengan Tri Mandala.

Mandala pertama berada pada posisi tertinggi di utara. Terdapat dua pura yaitu Pura Penatharan dan Pura Puseh yang letaknya bersebelahan. Masyarakat desa beribadah di sini. Di kawasan ini juga terdapat hutan bambu yang sangat bersih dan asri.

Setiap harinya kunjungan ke Desa Penglipuran mencapai 5.000 – 6.000 orang, dan akan lebih tinggi lagi pada akhir pekan dan hari libur sekolah. 

Pada Desember 2023, Desa Penglipuran mencatatkan pendapatan sebesar Rp25,8 miliar. Angka tersebut belum termasuk perputaran ekonomi belanja wisatawan pada UMKM di desa wisata. 

Para pedagang di Desa Penglipuran banyak menjual oleh-oleh dan makanan yang bisa Anda nikmati selama berkunjung, mulai dari durian, manggis, dan kacang tanah yang diolah di desa tersebut. 

Wayan, seorang pedagang oleh-oleh dan buah-buahan, mengaku senang dengan peningkatan kunjungan wisatawan pasca pandemi, mengaku omzetnya meningkat hingga 70%. Menurut dia, sebagian besar masyarakat yang berbelanja adalah wisatawan domestik, khususnya wisatawan rombongan. “Tentunya kami senang dengan peningkatan kunjungan ini, karena hasil penjualan kami bisa meningkat hingga 70%,” jelas Wayan.

Para pedagang UMKM ini terorganisir dengan baik. Dijual langsung di depan rumah. Wisatawan yang ingin berbelanja cukup masuk ke halaman pedagang dan bisa langsung memilih oleh-oleh dan barang lainnya. Alat pembayaran bukan sekedar uang, QRIS mulai hadir di luar UMKM. 

Sementara itu, Sulistina, seorang wisatawan asal Jakarta, mengaku sudah dua kali berkunjung ke Desa Penglipuran. Menurutnya, Desa Penglipuran ibarat kota kecil yang indah karena terawat dan bersih. Selain itu, fasilitas penunjang yang ada di Desa Penglipuran sudah memadai, mulai dari toilet, tempat parkir, dan tempat istirahat yang bisa digunakan pengunjung setelah berwisata. Termasuk akses jalan yang baik dari Denpasar – Penglipuran.

“Saya suka di sini karena indah dan indah, saya mengunjunginya dua kali dan ini tempat favorit saya di Bali,” kata Sulistina. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel