Bisnis.com, Jakarta – Beberapa bank digital mengumumkan rencana menambah modal tahun ini di tengah ketatnya persaingan. Strategi apa lagi yang dimiliki bank digital untuk merebut pasar?

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk adalah bank digital. (EMTK), yaitu Superbank, telah mengumumkan tambahan investasi sebesar $1,2 triliun dari para pemegang sahamnya, termasuk Grab, Singtel dan Kakaobank. 

“Investasi tambahan ini akan meningkatkan perluasan layanan keuangan inklusif, menjadikan pembiayaan dapat diakses oleh nasabah ritel dan ATM di Indonesia,” kata Presiden Superbank Tigor M. Sihan pada Rabu (3/7/2024). .

Tambahan modal dari pemegang saham juga akan disediakan oleh investasi Superbank yang signifikan di bidang infrastruktur, sumber daya manusia, dan sistem. Tujuannya adalah untuk dapat memberikan layanan produk keuangan yang mudah, cepat, aman dan terpercaya kepada nasabah. 

Superbank, PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) atau SAKU Bank juga mendapat penyertaan modal dari pemegang saham PT Astra International TBC. (ASII) oleh PT Sedaya Multi Investama (SMI) atau Astra Financial dengan harga Rp 444,81 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi, ASII mengumumkan transaksi afiliasi antara SMI dan BJJ pada 27 Juni 2024. Objek kesepakatannya adalah pembagian saham baru BJJ sebanyak 130.586 lembar dengan harga Rp 3.406,31, dan seterusnya. Diambil oleh SMI.

Menurut manajemen ASII, transaksi cabang tersebut dilakukan untuk memberikan dukungan finansial kepada BJJ yang akan digunakan untuk keperluan umum perusahaan. “Bagi SMI, selesainya transaksi tersebut dapat memberikan keuntungan finansial berupa dividen dan laba atas investasi pada BJJ,” kata ASII dalam catatannya, Senin (1/7/2024).

Tak hanya itu, penyedia perbankan digital Bank Neo Commerce (BBYB) akan menambah modalnya melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) sebesar 1,31 miliar melalui aksi korporasi untuk menambah penyertaan modal atau kantong modal.

Sedangkan harga right issue kali ini Rp 300 per saham sehingga total nilainya 393,5 miliar. Sidang hukum akan digelar mulai 16 Juli 2024 hingga 22 Juli 2024.

“Seluruh dana PMHMETD VII setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan sepenuhnya untuk menambah modal kerja perseroan untuk membiayai utang,” kata manajemen BNC, Rabu (3/7/2024).

Secara hukum, pemegang saham pengendali perseroan, PT Akulaku Kumesh Indonesia (ASI), telah menyatakan kesediaannya menjadi calon pembeli dengan kepemilikan saham 27,32 persen. ASI mengaku mempunyai cukup uang dan bisa mengerjakan semua BBYB PHMETD. Strategi perbankan digital 

Konglomerat Chirul Tanjung PT Allo Bank Indonesia Tbk merupakan bank digital. (BBHI) mempunyai strategi menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Presiden Direktur Allo Bank Indira Utoyo mengatakan, strategi perseroan adalah menggandeng berbagai mitra strategis baik dalam ekosistem Citi Corpora maupun eksternal.

Bisnis Senin (6/5/2024) “Kolaborasi [sering] mencakup model perbankan terbuka untuk meningkatkan nilai layanan keuangan yang diberikan bank.

Lebih lanjut Indra mengatakan, sejauh ini banyak hal yang sedang dikaji oleh berbagai korporasi yang berada di bawah City Corpora.

Selain itu, mengingat besarnya basis nasabah ekosistem CitiCorpora, jumlah pengguna yang besar tersebut dapat menjadi basis data utama berbagai program loyalitas dan produk perbankan digital.

BBHI juga menempuh strategi mengintegrasikan infrastruktur dunia fisik dengan infrastruktur dunia digital untuk memberikan berbagai keuntungan kepada klien.

“Dalam hal ini Phygital Infrastructure akan mengintegrasikan aplikasi mobile banking Allo Bank dengan jaringan saluran fisik seperti Transsmart, Metro, Mitra Bukalapak dan Indomaret,” ujarnya.

Pada saat yang sama Direktur Utama PT Bank Iago Tbk. (ARTO) Arif Haris Tanjung meyakini persaingan perbankan digital akan berdampak positif bagi industri.

Pada Rabu (29/11/2023), dia secara terbuka mengatakan, “Ini adalah situasi yang sangat baik bagi pelanggan untuk memiliki pilihan. Ini membesarkan hati kami.”

Menurutnya, persaingan tidak bisa dihindari. Tidak hanya dari bank digital lain atau bank berbasis teknologi, tetapi juga dari bank konvensional yang mengembangkan layanan digital.

“Saya pikir ini akan menjadi persaingan yang sehat dan pasar akan tumbuh dengan cepat.” Selain itu, ia mengatakan target pasar Bank Jago masih luas dan terus berkembang dengan generasi muda yang terbiasa menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Inovasi menjadi kunci persaingan ketat bagi Bank Jago. “Kuncinya kita terus berinovasi, dan tidak akan berhenti memberikan pelayanan yang lebih baik untuk memenuhi tren dan kebutuhan konsumen atau pelanggan ke depan. Jika kita berhenti berinovasi, kita akan kehilangan daya saing,” ujarnya. Arif.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel