Bisnis.com, Jakarta – Beberapa emiten seperti TAPG, MBAP, dan BUAH menjadwalkan pembagian dividen selama tiga hari yang jatuh pada Selasa (14 Mei 2024). Dividen yang dibagikan berjumlah triliunan rupee.

Tanggal ex-dividen atau ex-dividend date merupakan hari terakhir bagi investor yang ingin membeli saham dan berhak menerima dividen yang diumumkan suatu perusahaan. Untuk menerima dividen, belilah saham sebelum atau pada tanggal ex-dividen.

Sedangkan tanggal ex-dividen atau ex-dividend date merupakan hari pertama dimana pemegang saham tidak berhak lagi menerima dividen dari perseroan. Tanggal ex-dividen ditetapkan satu hari kerja setelah tanggal ex-dividen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada beberapa emiten yang dijadwalkan membagikan dividen jangka pendek pada hari ini, Selasa (14 Mei 2024). (MBAP), PT Segal Kumara Indonesia Tbk (BUAH) dan PT Triputra Agro Persada Tbk (Tap). Berikut rinciannya:

PT Mitrabala Adiperdhana Tbk (MBAP)

MBAP berencana membagikan dividen tunai sebesar Rp 78 miliar atau Rp 64 per saham kepada pemegang saham untuk tahun buku 2023.

Direktur MBAP Ulysses Leonard mengatakan pembagian dividen tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada 2 Mei 2024.

“Menyusul hasil keputusan RUPS, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai final tahun 2023 sebesar Rp 64 per saham,” kata Julius saat penawaran umum MBAP, Kamis (5 Februari 2024).

Sementara itu, perseroan membukukan laba bersih sebesar USD 21,69 juta atau Rs 3.513 crore pada tahun 2023 (dengan asumsi kurs Rs 16.199 per USD 1). Laba ini turun 87,9% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar USD 179,39 juta.

Total pendapatan perseroan tercatat menurun dari USD 224,09 juta pada tahun 2022 menjadi USD 449,54 juta pada tahun 2023.

Direktur Utama MBAP Khairuddin mengatakan, penurunan laba bersih perseroan disebabkan jatuhnya harga batu bara di pasar dunia.

“Penurunan tajam harga batu bara di pasar dunia serta kebijakan pemerintah yang melakukan penyesuaian formula tarif dan royalti menjadi penyebab utama menurunnya pendapatan dan laba bersih perseroan,” kata Khairuddin.

PT Segal Kamala Indonesia Tbk (Buah)

Emiten perusahaan pemasaran buah itu berencana membagikan dividen final sebesar Rp 23 miliar pada tahun buku 2023.

Direktur Sigal Kamara Indonesia Wayanita Jani mengatakan pembagian dividen berdasarkan persetujuan pemegang saham dalam rapat umum tahunan.

“Kami akan membagikan dividen tahun ini sebesar Rp 23 miliar atau 59% dari laba tahun lalu (2023),” kata Wayanita dalam paparan publik, Kamis (2 Februari 2024).

Dividen tersebut mewakili 59% dari laba bersih tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 38,8 miliar atau Rp 23 per saham.

Dengan asumsi harga saham BUAH Rp 1.225 per saham, maka hasil dividennya adalah 1,87%.

Seperti diketahui, BUAH mencatatkan laba bersih sebesar Rp 38,8 miliar pada tahun 2023. Angka tersebut lebih tinggi 45,7% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 26,61 miliar. Angka tersebut juga lebih tinggi dari target yang ditetapkan manajemen yakni 30% atau Rp 33,5 miliar.

PT Triptra Agro Persada Tbk.

Emiten CPO yang tergabung dalam Grup Triptra akan membagikan dividen paling besar dari laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 1,8 triliun atau Rp 1,6 triliun. Pembagian dividen ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) TAPG hari ini, Kamis (5 Februari 2024).

Johnny Tejen, Sekretaris Perusahaan Tripura Agro Prasada, mengatakan dividen yang dibagikan tahun ini lebih besar dibandingkan laba bersih 2023. Menurut Joni, pembagian dividen yang melebihi laba bersih itu merupakan bentuk terima kasih kepada pemegang saham TAPG.

“Struktur utang kami juga sudah dikurangi dan kami menyusun strategi yang disesuaikan dengan keadaan yang akan kami hadapi. Jadi sekarang saatnya berterima kasih kepada pemegang saham kami,” kata Joni dalam konferensi pers TAPG, Kamis. Mei 2024).

Dia menjelaskan, dividen yang dibagikan TAPG mewakili payout ratio sebesar 140% dari laba bersih. Dividen ini setara dengan Rp91 per saham.

Presiden dan Direktur TAPG Chandra Karya Helmant mengatakan industri kelapa sawit akan terus tumbuh pada tahun 2023 karena fenomena El Niño yang mempengaruhi produksi di negara-negara produsen utama minyak sawit, serta kenaikan harga energi global dunia, katanya. Hal ini menyebabkan biaya produksi meningkat, terutama harga pupuk.

“Berkat dukungan penuh pemegang saham dan strategi bisnis yang baik, kami mampu mengatasi tantangan yang kami hadapi tahun lalu. Kami tingkatkan,” kata Tjandra. Meningkatkan produktivitas dengan menerapkan praktik pertanian yang baik yang didukung oleh perbaikan berkelanjutan. ”

Sekadar informasi, pada Rabu (15 Mei 2024) juga terdapat rendahnya dividen yang dibagikan beberapa emiten, seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) setara Rp 17,68 triliun atau Rp 178,5 per saham, PT XL Axiata Tbk. (belum termasuk pajak) sama dengan Rp 635,55 miliar atau Rp 48,6 per saham.

Berikutnya adalah PT Semen indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) seharga Rp 84,72 per saham setara Rp 572,04 miliar. Terakhir, pada Kamis (16 Mei 2024), PT Graha Mitra Asia Tbk mendapat dividen rendah. (RELF) sebesar Rp 1,14 miliar.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel