Business.com, JAKARTA – Pengamat ekonomi kelautan dan perikanan Suhana Abinav meminta pemerintah lebih serius mengembangkan produk susu ikan yang inovatif.
Suhana mengatakan produk tersebut berpotensi dikembangkan sebagai alternatif pengganti susu sapi dan kebutuhan susu nasional sekitar 4,4 juta ton atau setara dengan 12 juta ton ikan.
“1 kg protein ikan terhidrolisis (HPI), asam amino dari 3 kg ikan segar. Artinya, susu ikan memiliki potensi besar untuk menunjang kebutuhan susu nasional, kata Suhana kepada Bisnis yang dikutip, Minggu (15/9/2024).
Lebih lanjut Suhana mengatakan, susu ikan merupakan produk inovasi ekonomi biru. Pasalnya, seluruh bagian ikan dimanfaatkan dengan baik dan tidak terbuang menjadi sampah.
Ia mencontohkan, seluruh ikan hasil tangkapan nelayan melalui proses hidrolisis. Selanjutnya proses hidrolisis ini akan menghasilkan produk olahan seperti HPI (susu ikan), tulang ikan, dan minyak ikan.
Melihat potensi yang luar biasa, Suhana mendorong pemerintah untuk lebih serius mengembangkan produk-produk inovatif nelayan Indonesia.
Ia mengatakan, pemerintah perlu lebih serius dalam mengembangkan produk-produk inovatif.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Mencoop UKM) Teten Masduki mengatakan Indonesia berpotensi mengganti susu sapi dengan susu berbahan protein ikan yakni susu ikan.
Selanjutnya, tahun lalu, pemerintah memulai produksi susu ikan pertama di Indonesia. Produk tersebut merupakan hasil kemitraan Koperasi Perikanan Mina Bahari (Indramayu) dan PT Teknologi Indonesia sebagai bagian dari penguatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.
Tetten mengatakan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong hilirisasi ikan untuk menghasilkan protein pangan yang dapat dimanfaatkan oleh industri pangan.
Salah satunya bisa dijadikan produk susu ikan, kata Teten di Kompleks Parlemen, Rabu (9/11/2024).
Sementara produksi ikan Indonesia mencapai 24,7 ton per tahun. Dengan total produksi tersebut, Teten melihat potensi pengolahan yang cukup besar sebagai alternatif pengganti susu sapi. Mengingat, 80% pasokan susu nasional dipenuhi melalui impor
Sementara itu, ID Food sedang mengevaluasi opsi lain untuk memenuhi permintaan program susu gratis yang diluncurkan oleh Presiden terpilih Pravo Subianto. Pasalnya, rencana BUMN Pangan untuk membangun mega farm kemungkinan baru akan terwujud dalam 2-3 tahun ke depan.
“Mungkin ada produk alternatif yang bisa menggantikan susu sapi. Rabu (9/4/2024) di Kompleks Parlemen, Direktur Jenderal ID Food Sis Apik Wijanto mengatakan, “Semua sedang dipelajari, misalnya ada susu ikan, kemarin ada susu ikan.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita dan WA Channel