Bisnis.com, Jakarta – Ketua Ikatan Pemilik Bus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menilai transaksi digital bisa mengurangi praktik penggelapan. 

“Transaksi digital mencegah transaksi tunai yang rentan disalahgunakan oleh petugas bagian tiket,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (6/9/2024).

Kurnia menjelaskan, informasi pembelian tiket bus secara online mulai meningkat. Menurut dia, pembelian tiket digital khususnya antar kota antar provinsi (AKAP) mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Saat ini 45% calon penumpang membeli tiket menggunakan sistem online.

Kurnia juga menyoroti pemanfaatan transaksi digital melalui QRIS. Menurutnya, penggunaan QRIS sangat bermanfaat dan cukup sederhana bagi masyarakat yang membayar di pintu keluar. 

Senada dengan itu, pakar teknologi digital Indra, yang merupakan Direktur Utama PT Trans Digital Semerlang (PT TDC), yakin bahwa operasi digital dapat mengurangi pencucian uang.

Menurutnya, QRIS telah memenuhi standar nasional mengacu pada fitur keselamatan internasional.

Artinya, dari segi keamanan, pasti ada jaminan untuk mencegah penipuan. Namun sebagaimana disampaikan Bank Indonesia, semua pengendalian ini menjadi tanggung jawab bersama baik penyedia maupun pengguna, kata Indra.

Indra juga meyakini BI bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) selalu memberikan pendampingan dan edukasi kepada merchant terkait keamanan transaksi QRIS.

Sementara itu, pada awal tahun ini, Bank Indonesia (BI) memperkirakan transaksi digital atau digital banking akan terus tumbuh hingga Rp 63.803,77 triliun pada tahun 2024. 

Nilai transaksi perbankan digital diperkirakan tumbuh 9,11% year-on-year (y/y) tahun ini, kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warzio. Sedangkan nilai transaksi digital selama tahun 2023 meningkat 13,48% year-on-year mencapai Rp58.478,24 triliun.

BI juga memperkirakan nilai transaksi uang elektronik akan mencapai Rp 1.051,24 triliun pada tahun 2024, meningkat 25,77%. Sedangkan nilai transaksi uang elektronik meningkat 43,45% menjadi Rp 835,84 triliun pada tahun 2023. 

“Fungsi transaksi ekonomi dan keuangan digital dapat diandalkan, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” kata Perry dalam konferensi pers rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/1/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel