Bisnis.com, Jakarta — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat investasi industri asuransi jiwa pada reksa dana akan menurun pada kuartal I 2024. Penurunan investasi pada reksa dana mencapai 24,5 persen secara year-on-year ( y/y), meningkat dari Rp 97,36 triliun menjadi Rp 73,53 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Penurunan ini juga terjadi pada tahun lalu, dengan pangsa reksa dana sektor asuransi jiwa turun 41,2% year-on-year pada kuartal I 2024, dari Rp 166,62 triliun menjadi Rp 97,36 triliun pada kuartal I 2022. 

“Total dana investasi yang dikelola di reksa dana tercatat Rp 73,53 triliun, turun sekitar 24 persen,” kata Hengki Jojosantoso, Head of AGE Insurtech Department, dalam keterangan pers kinerja asuransi jiwa. Industri Januari hingga Maret 2024, dikutip dari kanal resmi YouTube AAJI, Minggu (1/6/2025). 

Hengqi menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan adanya peraturan administratif baru mengenai produk asuransi terkait investasi (PAYDI). Pengelolaan Unit Link dikelola oleh reksa dana dan hanya diperbolehkan untuk reksa dana yang dibiayai oleh obligasi pemerintah. 

Di sisi lain, investasi peralatan inventaris juga mengalami penurunan sebesar 7,3% year-on-year menjadi Rp 147,94 triliun pada kuartal I 2024. Sedangkan pada kuartal I 2023, penempatan instrumen ekuitas mencapai Rp 159,55 triliun. Sukuk korporasi pada kuartal I-2023 menunjukkan sedikit peningkatan sebesar 2,6% year-on-year menjadi Rp 46,01 triliun dari sebelumnya Rp 44,85 triliun. 

Investasi pada Surat Berharga Negara (SBN) meningkat maksimal 32,5% menjadi Rp 189,82 triliun pada triwulan I 2024. Pada periode yang sama tahun lalu, sektor asuransi jiwa SBN mencapai 143,30 miliar birr. 

Oleh karena itu, instrumen SBN umumnya mencakup investasi asuransi jiwa. Pada triwulan I 2024, total investasi sektor asuransi jiwa mencapai Rp542,95 triliun, meningkat 1,64 persen year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp534,330 miliar. 

Selain itu, instrumen deposito mencapai Rp39,57 triliun, meningkat 3,2 persen year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp38,35 triliun. Investasi bangunan dan tanah pada asuransi jiwa meningkat 11,4 persen menjadi Rp15,85 triliun pada triwulan I 2024, naik dari sebelumnya Rp14,23 triliun. 

Sedangkan instrumen investasi langsung mencapai Rp25,36 triliun, meningkat 8,9 persen dari sebelumnya Rp23,28 triliun. Sedangkan surat berharga yang diterbitkan di luar negeri, kecuali Indonesia dan institusi dalam negeri, ABE, REPO, KPR, dan pinjaman politik berjumlah Rp 4,87 triliun, turun 63,7% dibandingkan sebelumnya Rp 13,42 triliun.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel