Bisnis.com, JAKARTA – PT TBS Energi Utama Tbk merupakan emiten energi. (TOBA) akan menjual aset dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 200 MW. Penjualan PLTU dilakukan dalam rangka transisi menuju bisnis berkelanjutan.

TOBA kemarin (7/10/2024) Senin (7/10/2024) sepakat menjual dua aset PLTU dengan menjual langsung dan tidak langsung seluruh saham perseroan di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Electric Perdana (GLP) mengumumkan hal itu itu .

Penjualan saham tersebut bernilai sekitar $144,8 juta dan diharapkan dapat menambah arus kas perusahaan. TOBA akan menerima dana hasil penjualan secara tunai, lebih besar dari total modal yang ditanamkan dalam pembangunan kedua PLTU tersebut yakni sebesar $87,4 juta.

Alhasil, tindakan pemisahan tersebut menghasilkan pendapatan berupa uang selain dividen yang diterima selama beroperasinya PLTU. Meski dari sudut pandang akuntansi keuangan, transaksi ini masih diperkirakan menimbulkan kerugian non tunai sekitar $77 juta.

Standar akuntansi PSAK mensyaratkan bahwa Independent Power Producer (IPP) mencatat terlebih dahulu pendapatan dari pembangkitan dan konstruksi transmisi dengan menggunakan skema Build Own Operate Transfer (BOOT) berdasarkan Perjanjian Jual Beli Listrik (PPA) yang sudah ada untuk jangka waktu 25 tahun.

Direktur TBS Energi Utama Julie Oktarina mengatakan pemisahan kedua PLTU tersebut merupakan bagian dari strategi TOBA untuk mempercepat transisi menuju bisnis berkelanjutan dan mendukung tujuan mencapai netralitas karbon pada tahun 2030.

“Dana hasil transaksi ini akan digunakan untuk investasi pada sektor berkelanjutan, memperkuat struktur permodalan perseroan, dan rencana pembelian kembali saham yang bertujuan untuk memberikan nilai lebih kepada pemegang saham,” kata Julie dalam keterangan tertulis, Senin (10/7/2024). ).

Dia mengatakan penghentian dana tersebut akan mengurangi emisi karbon TOBA lebih dari 80 persen, atau sekitar 1,3 juta ton setara CO2 (tCO2e) per tahun.

Selain penjualan tidak langsung saham PT Paiton Energy yang terjadi pada 2021, penjualan dua PLTU tersebut juga akan mendatangkan keuntungan lebih dari 100 juta dolar.

Di sisi lain, divestasi tersebut diyakini akan membantu TOBA menciptakan nilai dengan mengurangi utang konsolidasi lebih dari 70%. Nilai tambah ini meningkatkan fleksibilitas TOBA untuk berinvestasi besar-besaran di bidang bisnis berkelanjutan seperti energi baru terbarukan, ekosistem kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah.

Selain itu, investasi tersebut berpotensi memperluas akses terhadap berbagai sumber pembiayaan, membuat biaya pembiayaan menjadi lebih kompetitif, dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham TOBA.

Dalam keterbukaan informasi sebelumnya, manajemen TOBA menjelaskan bahwa TBS Energi Utama akan menyelenggarakan RUPS dan RUPSLB tersendiri pada tanggal 14 November 2024 bersamaan dengan acara penjualan. Sementara itu, manajemen TOBA menjelaskan kedua PLTU tersebut akan dijual atau dialihkan ke PT Kalibiru Sulawesi. Abadi (KSA).

__________

Harap diperhatikan: laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel