Bisnis.com, Jakarta – Fujifilm, perusahaan yang awalnya terkenal dengan inovasi di bidang fotografi, kini bertransformasi menjadi perusahaan multisektor dengan fokus kuat di sektor kesehatan.

Dengan tujuan grupnya untuk “membawa lebih banyak senyuman ke dunia kita”, Fujifilm berkomitmen untuk memberikan dampak positif pada komunitas global melalui teknologi dan inovasi. Transformasi ini mencerminkan evolusi perusahaan dari sekedar penyedia solusi fotografi menjadi sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam berbagai aspek.

Di Indonesia, Fujifilm juga berkontribusi aktif dalam upaya anti-TB. Fujifilm Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mendukung Program Pemberantasan Tuberkulosis.

Fokus utama kerjasama ini adalah untuk mendukung kegiatan skrining TBC yang merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030 – StopTB 2030.

Masalah tuberkulosis di Indonesia sangatlah penting. Diperkirakan satu juta orang Indonesia terinfeksi TBC setiap tahunnya, namun hanya 820.000 kasus yang terdeteksi karena terbatasnya kemampuan deteksi.

Melakukan skrining secara luas dan meningkatkan angka pelaporan untuk mengidentifikasi lebih banyak kasus dengan cepat merupakan langkah penting dalam mengurangi prevalensi TBC di Indonesia. Target pemerintah pada tahun ini adalah meningkatkan deteksi dini kasus menjadi 900.000 kasus.

Selain itu, Fujifilm Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Zero TB Yogyakarta di bawah naungan Pusat Pengobatan Tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

Fujifilm mendukung program penemuan kasus TBC komunitas “Catch the Ball”, yang dijalankan oleh Zero TB untuk secara proaktif menemukan kasus, dan secara efektif mengobati dan mencegah TBC dalam kontak serumah dengan orang yang terinfeksi.

Kolaborasi ini memungkinkan UGM untuk melakukan skrining TBC secara aktif di masyarakat, terutama di daerah dengan akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan.

Bersamaan dengan peralatan pencitraan diagnostik dan solusi TI, Fujifilm Indonesia menyediakan TB Lam, sebuah kemajuan penting dalam diagnosis TB. TB LAM adalah alat tes cepat yang sangat sensitif yang digunakan untuk memastikan hasil tes negatif/positif infeksi tuberkulosis pada orang yang terinfeksi HIV.

Kit ini mendeteksi antigen LAM spesifik yang ada dalam urin untuk dievaluasi. Karena urin digunakan sebagai sampel, kit ini efektif untuk pasien/anak-anak yang mengalami kesulitan mengumpulkan dahak dan juga dapat digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis luar paru tanpa gejala.

Keunggulan set ini terutama terletak pada tiga hal. Pertama, sensitivitas tinggi berkat teknologi amplifikasi perak. Kedua, hasil yang cepat (diagnosis dapat ditegakkan dalam waktu 60 menit, termasuk pra-perawatan). Ketiga, tidak memerlukan air atau listrik.

Melalui berbagai inisiatif ini, Fujifilm menunjukkan komitmennya untuk mencapai tujuan grupnya yaitu “membawa lebih banyak senyum ke dunia kita.” Dengan mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam sektor kesehatan, Fujifilm tidak hanya berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, namun juga memberikan harapan baru bagi mereka yang menghadapi tantangan kesehatan.

Setiap diagnosis yang tepat waktu, setiap nyawa yang terselamatkan, dan setiap peluang untuk hidup sehat adalah senyuman baru yang ditambahkan ke dunia kita. Hal ini sejalan dengan visi Fujifilm untuk menciptakan dunia yang lebih bahagia dan sehat.

Melalui inovasi berkelanjutan dan komitmen terhadap kemakmuran global, Fujifilm melanjutkan upayanya untuk menghadirkan lebih banyak senyuman di seluruh dunia, membuktikan bahwa teknologi, jika digunakan untuk tujuan mulia, dapat menjadi kekuatan yang ampuh untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel