Bisnis.com, JAKARTA – Penyakit tangan, kaki, dan kaki (HFMD) sedang meningkat di Indonesia. Sebagai tindakan pencegahan, khususnya pada anak-anak, dianjurkan untuk menerima vaksin EV71.

HMFD merupakan penyakit yang terutama menyerang anak usia 5-10 tahun, dan disebabkan oleh virus EV71 atau Enterovirus 71.

Berdasarkan informasi dari Journal of Biomedical Sciences, HFMD diartikan sebagai flu Singapura. Faktanya, penyakit ini pertama kali muncul di Selandia Baru pada tahun 1957. 

Namun, kasus HFMD yang jarang terjadi secara rutin di banyak negara di kawasan Asia-Pasifik. Singapura termasuk yang mengalami penyakit fatal terbesar pada tahun 2008 yang mencapai 30.000 kasus, sehingga penyakit ini diketahui berasal dari Singapura. 

Selain Singapura, penyakit ini juga menyebar di Malaysia pada tahun 1997 yang menyebabkan 29 anak meninggal. Setelah tahun 1998, sekitar 78 anak meninggal di Taiwan, Tiongkok, sekitar 3.322 anak meninggal antara tahun 2008 dan 2015. 

Selain itu, di Vietnam pada tahun 2011 – 2012 tercatat 200 orang meninggal dalam dua tahun. Di Kamboja, 52 orang meninggal pada tahun 2012. Sejak tahun 2023, 23 anak meninggal di Vietnam akibat Enterovirus 71.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan adanya peningkatan kasus HFMD di seluruh wilayah pada awal tahun 2024 yaitu sebanyak 6.500 kasus. Sistem Peringatan Dini dan Respons (SKDR) menunjukkan pada tahun 2024 terdapat 27.417 kasus suspek HFMD. 

Berdasarkan data tersebut, sebagian besar kasus HFMD terjadi pada anak-anak dan sebagian orang dewasa. Pada tahun 2023, berdasarkan data, terdapat 11.651 kasus suspek HFMD dan 8.125 kasus pada tahun 2022 di Indonesia.  

Dokter Anak, Dr. Kanya Ayu Paramastri mengatakan ada beberapa tanda yang perlu diketahui orang tua tentang risiko HFMD. Ada pula yang mengalami demam lebih dari 39°C dan berlangsung hingga tiga hari serta terdapat luka pada mukosa mulut disertai nyeri menelan (faringitis) yang menyebabkan kurang makan/minum dan badan anak terasa lemas.

Selain itu, jika kondisinya memburuk, gejala HFMD dapat menimbulkan komplikasi, terutama komplikasi akibat kesulitan atau nyeri menelan akibat sariawan yang menyebabkan dehidrasi ringan atau sedang, serta meningitis aseptik atau ensefalitis dalam hidup.

“Penyebaran HFMD bisa melalui droplet atau air liur dari batuk, bersin, kontak tidak langsung dengan benda yang terkontaminasi, bisa juga melalui makanan atau foodborne, atau kontak langsung dengan penderita HFMD,” kata Dr. Kanya

Pencegahan HFMD

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan HFMD adalah dengan mencuci tangan, terutama sebelum memasak, setelah mengganti popok, dan setelah menggunakan kamar mandi. 

Lantai, furnitur, dan mainan juga perlu dibersihkan dengan sabun dan air, lalu didesinfeksi. Untuk produk yang sulit dibersihkan atau tahan terhadap alkohol, dapat menggunakan klorheksidin atau hipoklorit 0,5%.

Tindakan pencegahan lainnya adalah vaksinasi untuk memberikan kekebalan dan mengurangi risiko komplikasi serius. 

Selain itu, vaksin juga dapat membantu mencegah infeksi berulang yang lebih serius dibandingkan paparan virus jenis lain. 

Saat ini, vaksin yang saat ini disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mencegah HFMD akibat EV71 adalah vaksin HFMD EV71 yang memiliki profil keamanan yang baik.

Vaksin ini dapat diberikan mulai usia 6 bulan hingga 3 tahun sebanyak 2 dosis dengan selang waktu 1 bulan. Perlindungannya dapat bertahan hingga usia 5 tahun setelah vaksinasi, ujarnya.

Dr. Kanya juga menyampaikan bahwa vaksin tersebut merupakan vaksin virus inactivated sehingga vaksin tersebut dapat dikombinasikan dengan vaksin lain.

“Yang perlu diperhatikan hanyalah pemberian vaksin pada saat anak benar-benar sehat atau tidak demam. Jika demam, tunda vaksinasi hingga minggu depan,” ujarnya.

Sebaliknya, jika anak Anda pernah terkena HFMD, Anda tetap bisa mendapatkan vaksin EV71. Namun vaksin harus diberikan 3 bulan setelah serangan virus pertama.

Jika ada, pengobatan HFMD umumnya diindikasikan untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Ini termasuk penggunaan antipiretik untuk menurunkan demam dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. 

Anak yang terkena HFMD juga disarankan untuk banyak minum air putih atau mengonsumsi cairan yang banyak mengandung air untuk mencegah dehidrasi. 

Selain itu, karena anak sulit makan dalam keadaan mulut sakit, maka berikan makanan lunak yang tidak pedas, atau bila perlu sedikit dingin, untuk menghindari iritasi pada mulut, tambahnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA