Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) sedang mempersiapkan langkah-langkah yang dapat diprediksi untuk menghadapi gejolak geopolitik saat ini.

CEO BNGA Lani Darmawan menjelaskan, kini basis pelanggan perseroan yang direstrukturisasi di masa pandemi Covid-19 telah habis dan siap sesuai regulasi.

Berdasarkan kualitas aset yang dimiliki perseroan saat ini, durasi rencana pemulihan ekonomi nasional diperkirakan cukup.

Selain itu, kata Lani yang juga Wakil Presiden Hubungan Kelembagaan Perbankan Nasional (Perbanas), Lani Darmawan, perbankan juga bisa lebih optimis dalam menghadapi gejolak geopolitik.

“Di tengah situasi seperti saat ini [geographic turmoil], kita bisa fokus pada likuiditas, khususnya pada dana murah. Saat ini, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) kita juga ada kekosongan sebagai bentuk ekspektasi, kata Bisnis. Kamis (9/5/2024).

Pada kuartal I-2024, CIMB Niaga melaporkan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp2,2 triliun, naik 7,8% year-on-year (y-o-y) dan menghasilkan laba per saham sebesar Rp66,96. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan penerbitan pinjaman. Loan spread CIMB Niaga meningkat 6% year-on-year menjadi Rp 211,6 triliun.

Hea mengatakan segmen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan kredit secara keseluruhan adalah usaha kecil dan menengah (UKM) yang tumbuh sebesar 9,4%, dan perbankan konsumer yang tumbuh sebesar 6,9%.

Selain unit usaha tradisional, ia mengatakan pertumbuhan penyaluran kredit juga terjadi pada unit usaha syariah CIMB Niaga yakni CIMB Niaga Syariah dengan total pendanaan sebesar Rp56,2 triliun atau meningkat 15,4 persen year-on-year berkat kontribusi segmen. secara terperinci .

Menurut dia, pertumbuhan pinjaman/pendanaan yang sehat dan indikator kualitas aset yang membaik menjadi penopang nilai tambah perusahaan yang berkelanjutan, serta manajemen biaya yang efektif dan rasio biaya (CIR) di bawah 45%.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dibeli CIMB Niaga meningkat 3,3% menjadi Rp 248 triliun. DPK juga ditopang oleh pertumbuhan giro atau tabungan atau dana murah (CASA) yang baik sebesar 64,6% atau meningkat 8,8% secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya.

“Kinerja ini mencerminkan komitmen kami untuk terus memberikan profitabilitas yang berkelanjutan dan memperkuat keyakinan kami terhadap prospek positif di sisa tahun ini,” jelasnya.

Pada saat yang sama, perseroan juga akan meningkatkan sebagian pembiayaan untuk ekonomi berkelanjutan atau green economy. Sejak kuartal pertama tahun 2024, CIMB Niaga telah mengerahkan hampir 26% dari total pendanaan bank untuk mendukung transisi berkelanjutan menuju perekonomian rendah karbon.

Dalam hal ini, CIMB Niaga menggelontorkan pembiayaan hampir 26% atau setara Rp54,8 triliun untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel