Bisnis.com, JAKARTA – Banyak analis yang positif terhadap kinerja saham produsen migas hingga akhir tahun ini.

Namun, produsen minyak dan gas diperkirakan akan menurunkan produksinya pada tahun depan, karena perkiraan baru menunjukkan bahwa harga minyak akan turun pada saat itu.

“Hasil keseimbangan bagi produsen minyak dan gas diperkirakan akan tetap positif hingga tahun 2024.” akhir, namun pada tahun 2025 akan sedikit menurun akibat anjloknya harga minyak dunia,” kata Analis Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly saat dihubungi, Selasa (10/10/2024).

Rafly mengatakan kenaikan harga minyak sebagian besar dipengaruhi oleh melemahnya permintaan Tiongkok akibat reformasi yang dilakukan negara tersebut.

Menurut Rafly, kekhawatiran tersebut turut memberikan tekanan terhadap harga minyak di pasar dunia, seiring dengan komitmen Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC)+ yang akan meningkatkan pengurangan produksi.

Di sisi lain, kunjungan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken ke Timur Tengah baru-baru ini membantu menenangkan kenaikan harga minyak yang dimulai pada pertengahan tahun ini.

“Dari segi harga minyak, OPEC telah menurunkan perkiraan permintaan global, yang berimplikasi pada stabilitas harga hingga tahun 2024.” dan tahun 2025, dan harga rata-rata minyak Brent pada tahun 2025 mencapai $81 per barel,” kata Rafly.

Menurut Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun 0,3%, atau 26 sen, atau 0,3%, menjadi $74,03 per barel.

Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November turun 2 sen menjadi $70,54 per barel.

Sebelumnya, harga Brent dan WTI menguat sekitar 2 persen pada Senin (21/11/2024), pulih dari penurunan minggu lalu yang lebih dari 7 persen, meski ada kekhawatiran pasar khawatir akan pembalasan Israel terhadap Iran yang dapat mengganggu pasokan.

Namun, kata Rafly, harga fisik diperkirakan akan terus tertekan hingga turun 3,1% per tahun pada semester I/2025. Meski, kata dia, akibat Badai Milton di Amerika Serikat, permintaan gas mungkin pulih di beberapa daerah.

Panin Sekuritas berniat membeli PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dengan harga Rp 1.700 per saham dan EV/EBITDA 4,3x di FY2025.

Skor MEDC terus membaik karena didukung oleh proyek-proyek yang sedang berjalan antara lain pengembangan migas di blok Natuna, potensi proyek EBT, dan hasil proyek smelter tembaga, ujarnya.

Untuk tiga dolar, Cynthia Nadeak, pendiri D’Origin Financial & Advisory, percaya bahwa sebagian besar produsen minyak dan gas akan terus memperoleh keuntungan sebesar 10% hingga 20%% dari harga mereka saat ini di akhir tahun. .

“Produsen migas diperkirakan akan meningkatkan nilai asetnya karena musim dingin karena cuaca yang semakin membaik,” kata Cynthia saat dihubungi.

Selain MEDC, D’Origin Financial & Advisory juga merekomendasikan PGAS, RAJA dan ENRG sebagai opsi atau top perform di industri migas.

Cynthia mengatakan keempat eksportir migas tersebut memiliki review yang baik dan pertumbuhan yang stabil.

“Secara keseluruhan, prospek industri migas positif pada akhir tahun dan tahun depan, didorong oleh peningkatan permintaan dan dukungan dari sumber dunia,” ujarnya.

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Penilaian nilai ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel