Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) alias Antam memproyeksikan harga komoditas emas akan tetap bullish dan berdampak positif terhadap kinerja hingga tahun 2024.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Syarif Faisal Alkadrieh mengatakan ANTM yakin prospek bisnis komoditas emas akan terus menjanjikan. ANTM meyakini harga emas akan berdampak positif terhadap kinerja logam mulia perseroan.
Oleh karena itu, perseroan terus mengoptimalkan produksi dari tambang yang dioperasikan unit usaha pertambangan emas di Jawa Barat untuk mendukung pencapaian target penjualan emas sebesar 37 ton pada tahun 2024, kata Faisal kepada Bisnis.com, Jumat (5/6/2024). ). 2024).
Kondisi ini, lanjutnya, merupakan peluang penting untuk menjajaki pasar baru dan memperkuat kehadiran Antam di pasar yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan terus mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan nasabah, termasuk layanan digital untuk membeli emas secara online.
Tahun ini ANTM kembali fokus menyasar pasar dalam negeri sebagai target pasar produk logam mulia dengan memperluas layanan transaksi penjualan emas melalui berbagai saluran penjualan seperti website www.logammulia.com, e-commerce resmi perseroan, Logam Mulia Antam. Jaringan Butik Emas serta kegiatan pameran.
Sementara ANTM melaporkan penurunan laba bersih sebesar Rp 234,37 miliar atau 85,66% pada Q1 2024. Laba tersebut turun dibandingkan periode tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,66 triliun. Laba bersih yang terkikis seiring dengan menurunnya penjualan.
Selama tiga bulan pertama tahun 2024, ANTM mencatatkan penjualan sebesar Rp 8,62 triliun. Penjualan tersebut turun 25,63% dibandingkan kuartal I 2023 yang tercatat Rp 11,59 triliun. Penurunan penjualan produk terjadi pada produk nikel, feronikel, dan bijih perak.
Sejalan dengan penurunan kinerja keuangan, kinerja saham ANTM juga melemah secara year-to-date. Saham anggota MIND ID ini turun 23,17% year-to-date dan terhenti di Rp 1.310 per saham. Dengan kapitalisasi pasar Rp 31,48 triliun, PER tercatat 33,02 kali dan PBVR 1,02 kali.
Analis Panin Sekuritas Rizal Rafley mengatakan, buruknya kinerja ANTM disebabkan perseroan terekspos pada penjualan segmen nikel.
Penurunan ini disebabkan adanya permasalahan RKAB dan juga harga nikel yang diperkirakan akan turun pada kuartal I 2024, kata Rizal kepada Bisnis.com, Jumat (5/7/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel