Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggandeng pemerintah daerah dan perusahaan pelat merah untuk menekan inflasi pangan. Salah satu rencana perluasannya adalah dengan membangun perpustakaan pangan di berbagai daerah.

Maino Dwi Hartono, Direktur Pasokan Pangan dan Stabilisasi Harga, Bapanas, mengatakan timnya bertanggung jawab atas pergerakan pangan murah atau kegiatan pasar; bantuan pangan; Ia mengatakan upaya-upaya dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan di seluruh negeri melalui bantuan distribusi pangan dan pengiriman pangan baru-baru ini. . Kios

Ia menjelaskan, toko kelontong tersebut memiliki banyak bahan pokok dengan harga terjangkau. Dengan demikian, masyarakat di wilayah tersebut dapat mengonsumsi pangan dengan harga terjangkau sehingga mampu mengendalikan inflasi.

“Karena harganya lebih murah dan terjangkau, mereka itu BUMN pangan seperti Perum BULOG dan ID FOOD. Industri makanan milik negara petani Petani dan aktivis pangan lainnya; Baik itu industri makanan milik negara. “Khusus masyarakat menengah ke bawah dapat menikmati pangan dengan harga terjangkau,” kata Maino dalam keterangan resmi yang dirilis, Minggu (9/6/2024).

Pada saat yang sama, Bapanas mencatat, total ada 83 warung makan yang dikelola pemerintah daerah di 13 negara bagian dan 69 kabupaten/kota.

Pelaksana Harian (Plh) saat itu. Eddie Prasetyo, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Malang, mengatakan Bank Indonesia meyakini keberadaan kios sembako merupakan strategi pemerintah untuk mengendalikan inflasi.

“Hal ini akan menambah ketangguhan TPID (Kelompok Pengendali Inflasi Daerah) dalam mengendalikan inflasi, khususnya inflasi pangan,” kata Eddy.

Bapanas mengatakan berbagai langkah stabilisasi pangan dan harga yang diterapkan selama ini telah berhasil mengendalikan inflasi negara. 

Laporan terkini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 2,84% (disetahunkan) pada Mei 2024, turun dari 3% (disetahunkan) pada April 2024. Sementara itu, Inflasi bulanan (mom/mom) mengalami inflasi sebesar 0,03% (mmm) pada bulan Mei 2024.

Selain itu, inflasi akibat fluktuasi harga (volatile food) memberikan kontribusi sebesar 0,69 persen dan inflasi 0,12 persen. Bahan pangan yang menyebabkan gejolak harga antara lain beras, ayam, Berisi tomat dan nanas. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA.