Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) membeberkan 7 strategi untuk mengoptimalkan nilai perjanjian kerja sama Indonesia dan China senilai Rp 156,5 triliun untuk berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini sesuai dengan kesepakatan sejumlah perusahaan Indonesia dan China yang menandatangani investasi kerja sama senilai US$ 10 miliar atau setara Rp 156,5 triliun pada Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing.
Sementara itu, penandatanganan MoU yang disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Tiongkok Xi Jinping meliputi bidang manufaktur maju, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan, dan keuangan.
Ketua Kadin Arsjad Rasjid mendorong upaya penguatan hubungan dengan Tiongkok untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional. Ia memperkirakan kerja sama investasi ini dapat mendukung pembangunan infrastruktur dan energi hijau.
Penandatanganan perjanjian investasi senilai lebih dari US$ 10 miliar ini merupakan kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok. Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin mendukung realisasi target pertumbuhan ekonomi, kata Arsjad dalam keterangan resminya, dikutip Senin. (11). /11/2024).
Arsjad menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto penting untuk menyongsong masa keemasan Indonesia pada tahun 2045. Oleh karena itu, kerja sama dengan Tiongkok dinilai penting.
Pasalnya, China terlibat dalam banyak industri di Indonesia, mulai dari pengolahan nikel untuk kendaraan listrik hingga proyek infrastruktur besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Saya setuju sekali dengan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Bagi Indonesia, China sangat penting karena kalau kita lihat contoh perdagangannya, 25% perdagangan Indonesia dengan negara lain, China sekitar 25% dari itu kan?” katanya.
Tak hanya itu, China juga berperan dalam transisi energi dan hilirisasi nikel ke baterai kendaraan yang sangat penting bagi Indonesia.
Pertama, hilirisasi nikel dapat mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi karbon Indonesia. Kedua, mengurangi subsidi BBM yang kita subsidi dari bahan bakar fosil yang akan membantu anggaran pemerintah. Ketiga, investasi untuk Indonesia.
Di sisi lain, ia meyakini kerja sama dengan Tiongkok akan mendorong terwujudnya target pertumbuhan ekonomi nasional yang berkeadilan dan dirasakan oleh masyarakat.
Senada dengan itu, Arsjad membeberkan 7 strategi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyusunan White Paper arah kebijakan dan pembangunan ekonomi tahun 2024-2029.
Sedangkan 7 strateginya antara lain pengembangan infrastruktur yang terintegrasi, mudah diakses dan terjangkau, membangun ketahanan kesehatan dan transformasi layanan kesehatan, serta mewujudkan ketahanan energi.
Kemudian mempercepat pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), memperkuat basis manufaktur melalui reindustrialisasi, membangun pusat pengembangan usaha ramah lingkungan terbesar di dunia, dan membangun ekosistem ketahanan pangan yang mandiri.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel