Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia memberikan ‘formula’ bagi negara-negara berpendapatan menengah yang terjerumus ke dalam jebakan berpendapatan menengah dan meraih status negara berpendapatan tinggi.
Dalam Laporan Pembangunan Dunia 2024 yang dirilis Kamis (1/8/2024), Bank Dunia menyebutkan 108 negara saat ini tergolong negara berpendapatan menengah. Banyak dari negara-negara ini mempunyai ambisi untuk mencapai status berpenghasilan tinggi dalam dua atau tiga dekade mendatang.
Namun, jika dinilai berdasarkan tujuan tersebut (mencapai status berpenghasilan tinggi), rekor mereka suram. Laporan ini dikutip pada Jumat (8/02/2024). Sejak tahun 1990an, hanya 34 negara berpendapatan menengah yang mencapai status berpendapatan tinggi.”
Sebanyak 108 negara, termasuk india, Tiongkok, India, Brasil, dan Afrika Selatan, masuk dalam kategori berpendapatan menengah dengan PDB per kapita berkisar antara $1.136 hingga $13.845.
Negara-negara ini mencakup 75% populasi dunia dan menyumbang lebih dari 40% PDB dunia. Namun, mereka menghadapi tantangan besar dalam mencapai status negara berpendapatan tinggi.
Indermit Gill, kepala ekonom Bank Dunia, mengatakan terlalu banyak dari negara-negara ini yang mengandalkan strategi yang sudah ketinggalan zaman untuk menjadi negara maju. Negara-negara ini terlalu lama mengandalkan investasi atau terlalu cepat beralih ke inovasi.
“Dengan tren saat ini, Tiongkok membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mencapai seperempat pendapatan per kapita AS, india hampir 70 tahun, dan India 75 tahun,” jelasnya.
Gill mengatakan negara-negara ini memerlukan pendekatan baru secara bertahap, termasuk fokus pada investasi, kemudian menambahkan penekanan pada impor teknologi baru dari luar negeri, dan mengadopsi strategi tiga cabang yaitu menyeimbangkan investasi dan inovasi.
Oleh karena itu, Bank Dunia mengusulkan strategi langkah demi langkah 3i sebagai solusi untuk membantu negara-negara keluar dari jebakan pendapatan menengah. Strategi tersebut terdiri dari tiga fase yang akan diikuti oleh fase pembangunan ekonomi masing-masing negara.
Fase 1i adalah fase iInvestasi. Negara-negara berpenghasilan rendah harus fokus pada peningkatan investasi publik dan swasta untuk membangun fondasi ekonomi yang kuat.
Sementara itu, pada tahap 2i (investasi dan inklusi), setelah mencapai status pendapatan menengah ke bawah, negara harus mengadopsi teknologi asing dan mempromosikannya ke seluruh perekonomian.
Pada tingkat pendapatan menengah atas, negara-negara harus kembali ke tahap 3i terakhir, yaitu kombinasi investasi, integrasi dan inovasi.
“Dalam fase inovasi, negara-negara tidak lagi meminjam ide-ide dari teknologi global dan mendorongnya,” tutupnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan saluran WA