Bisnis.com, Jakarta – Inflasi harga konsumen Tiongkok meningkat pada April 2024, naik di atas nol selama tiga bulan berturut-turut. Pada saat yang sama, harga industri terus menurun dalam jangka waktu yang lama, yang mengindikasikan penurunan permintaan dalam perekonomian. 

Badan Pusat Statistik melaporkan pada Sabtu (11/5/2024) Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat 0,3% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). 

Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan kenaikan 0,1% pada Maret 2024 dan lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Bloomberg, dengan perkiraan rata-rata sebesar 0,2%. 

Setelah itu, harga-harga perusahaan masih mengalami inflasi, seperti yang terjadi hingga akhir tahun 2022. Harga produsen mengalami penurunan sebesar 2,5% pada April 2024 dibandingkan tahun sebelumnya (yoy). 

Ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan penurunan sebesar 2,3% setelah indeks turun 2,8% pada Maret 2024. 

Bruce Pang berkata: “Data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan permintaan sosial terus berlanjut, pemulihan terus berlanjut,” kata Bruce Pang, kepala ekonom Tiongkok Raya di Jones Lang LaSalle Inc. 

Namun menurutnya, masih terdapat perbedaan struktural yang sangat besar antara harga barang dan jasa, serta sektor atas dan bawah. Ia juga mengatakan dukungan politik harus ditingkatkan dan dilaksanakan secara efektif.

Angka tersebut juga menunjukkan bahwa tekanan inflasi masih menjadi ancaman terhadap perekonomian Tiongkok meskipun sektor manufaktur tumbuh dan ekspor kuat.

Pemerintah sendiri telah mencoba untuk meningkatkan belanja rumah tangga pada saat pasar properti dan tenaga kerja melemah. Penurunan harga produsen mengurangi keuntungan perusahaan dan mengurangi keinginan mereka untuk berinvestasi. 

Survei terbaru terhadap lebih dari 20.000 toko ritel oleh Kamar Dagang Tiongkok menunjukkan bahwa rata-rata nilai pesanan mencapai angka tertinggi dalam sembilan bulan, meskipun penjualan secara keseluruhan meningkat karena peningkatan lalu lintas pelanggan selama Hari Buruh.

Beberapa kenaikan harga konsumen mungkin disebabkan oleh keputusan administratif, bukan peningkatan permintaan. 

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah daerah telah menaikkan tarif bus dan kereta api, sebuah langkah yang dapat meningkatkan harga. Namun, proses ini membuat rumah tangga memiliki daya beli yang rendah untuk membeli barang lain.

Menurut laporan Tianfeng Securities, lebih dari 130 kota dan kabupaten telah mengumumkan kenaikan harga gas alam untuk keperluan perumahan, sementara beberapa wilayah seperti Shanghai dan Guangzhou telah menaikkan harga. 

Studi lain yang dilakukan oleh Zheshang Securities memperkirakan bahwa harga komoditas dan kereta api yang lebih tinggi dapat menambah antara 25 dan 101 basis poin (bps) terhadap inflasi harga produsen, dan antara 18 dan 72 CPI.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel