Bisnis.com, Jakarta – Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan inflasi Juni 2024 sebesar 0,06% per bulan (month-on-month/ton-meter).

Jika dibandingkan setiap tahun, Inflasi diperkirakan sebesar 2,65 persen (year-on-year), lebih rendah dibandingkan bulan lalu, ketika deflasi sebesar 0,03 persen per bulan dan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,84 persen.

Menurut Josua, pendorong utama inflasi pada Juni 2024 adalah komponen-komponen yang mendasari inflasi. sedangkan kelompok harga berfluktuasi (Volatile Foods) diperkirakan akan mengalami deflasi setiap bulannya. “Inflasi yang bergejolak diperkirakan akan mencatat deflasi setiap bulannya. Sebab, harga sebagian besar produk pangan sudah turun. Kecuali cabai merah dan cabai rawit. dengan latar belakang peningkatan pasokan pangan setelah panen besar pada bulan April dan Mei,” katanya kepada Business. Sabtu (29/6/2024).

Inflasi harga yang diatur pemerintah diperkirakan akan tetap terkendali pada periode yang sama. Inflasi inti bulanan pada Juni 2024 diperkirakan sedikit meningkat menjadi 0,18% mtm dari 0,17% pada Mei 2024. “Peningkatan ini lebih lanjut disebabkan oleh depresiasi rupee. Hal ini mengakibatkan peningkatan inflasi impor,” jelas Josua.

Joshua memperkirakan inflasi tahunan akan tetap antara 1,5% dan 3,5%. Namun, ia mengingatkan risiko kenaikan inflasi akibat pengenaan pajak cukai plastik dan minuman manis oleh pemerintah. Melemahnya nilai tukar rupee juga dapat menimbulkan risiko inflasi.

“Secara keseluruhan, kami melihat inflasi meningkat secara moderat, yaitu dari 2,81% pada tahun 2023 menjadi sekitar 3,08% pada akhir tahun 2024,” tutup Josua.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.