Bisnis.com, Jakarta – Industri susu Australia mulai bereaksi terhadap prospek peningkatan permintaan susu dari Indonesia, seiring dengan program makanan dan susu gratis untuk anak sekolah yang dicanangkan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Charlie McElhone dari Dairy Australia mengatakan setidaknya 83 juta anak sekolah di Indonesia akan membutuhkan susu seiring dengan berjalannya program ini.

“Jumlah ini sangat besar dan merupakan tantangan besar bagi masyarakat Indonesia, dan terdapat minat yang kuat [minggu ini] mengenai bagaimana Australia dan Indonesia dapat bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan ini,” ujarnya, Senin (27/8/2021). dikutip oleh ABC. Mei 2024).

Partai sedang mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai program yang dijadwalkan dimulai tahun depan dengan perkiraan biaya awal lebih dari Rp 120 triliun.

“Kalau permintaannya mengarah ke susu bubuk atau susu UHT, peluangnya sangat besar,” ujarnya.

McElhone mengatakan Indonesia adalah pasar ekspor susu terbesar ketiga di Australia, dengan nilai sekitar A$130 juta, atau Rp1,38 triliun, setiap tahunnya.​

Lanjutnya, konsumsi susu per kapita Indonesia berkisar 15 liter per tahun, dibandingkan Australia yang lebih dari 300 liter per tahun.

Sementara itu, General Manager Pasar Internasional Pangan dan Peternakan Australia Andrew Cox mengatakan Indonesia membeli lebih banyak daging sapi dibandingkan Australia, dan terdapat produk-produk seperti paru-paru, lidah, dan jantung sapi yang mungkin tidak terlalu diminati di Australia produk.

“Australia adalah pasar yang bagus untuk beberapa produk yang mungkin tidak memiliki banyak permintaan di Australia,” kata Cox.

Cox mengatakan program pemberian makanan di sekolah yang dipromosikan oleh Pak Prabowo dapat membawa banyak peluang produk ke Australia.

“Ada kegembiraan, terutama dari industri susu, mengenai kebijakan khusus ini,” katanya.

Sekadar informasi, program makan dan susu gratis merupakan salah satu program yang akan diterapkan Prabowo pada pemerintahan mendatang.​

Pada Kamis (16 Mei 2024), Prabowo menyatakan telah menemukan strategi untuk melaksanakan program tersebut, menurut catatan Bisnis. Salah satunya adalah dengan mengurangi anggaran untuk program-program yang tidak penting agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, seperti mendanai program makan siang dan susu gratis.

“Ini sudah kami kalkulasi dan ada cara untuk menekan anggaran dengan memfokuskan kembali pada program-program yang tidak perlu. Ini soal efisiensi, tata kelola yang baik, regulasi dan manajemen yang baik,” jelas Prabowo.​

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel