Bisnis.com, Jakarta — PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re telah mendapat persetujuan penerimaan penyertaan modal masyarakat (PMN) sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2024. Suntikan modal ini akan digunakan untuk meningkatkan kesehatan keuangan perseroan, khususnya rasio leverage (risk capital/RBC) yang ditargetkan sebesar 180% hingga 200%.

CEO RBC Indonesia Benny Warunto menjelaskan perkembangan yang dilakukan RBC bukan hanya soal PMN saja. “Kami juga melakukan pengembangan organik, mencari mitra strategis, dan mengoptimalkan aset. Banyak hal yang kami lakukan,” kata Benny, Rabu (24/07/2024) di The Westin, Jakarta.

Pada periode I/2024, Indonesia mencatatkan tingkat RBC sebesar 130,42%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 132,30%. Namun angka tersebut menunjukkan posisi yang baik yaitu sebesar 126,73% pada Januari 2024. Sesuai aturan OJK, minimal RBC bagi perusahaan asuransi dan reasuransi adalah 120%.

Benny menekankan pentingnya dua hal dalam industri asuransi: kekuatan finansial dan energi. “Kekuatan finansial termasuk permodalan. PMN bukan satu-satunya solusi. Saat ini kita punya banyak unit usaha yang akan terus beroperasi. Jadi jangan hanya fokus pada PMN.”

Direktur Pengembangan dan Teknologi Telekomunikasi Indonesia Re, Beatrix Santi Anogra, memuji kemampuan perseroan untuk terus memperkuat permodalan. “Program RBC Indonesia Re akan tetap sebesar 180% hingga 200%. Kami akan terus memperkuat RBC, memperkuat investasi, dan memperkuat seluruh industri,” tegas Betrix.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel