Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia berambisi menyalip Thailand sebagai produsen mobil terbesar di Asia Tenggara. Namun, pemerintah masih perlu melakukan banyak pekerjaan rumah untuk mencapai tujuan tersebut.

Pakar otomotif dan akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan meskipun Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin industri otomotif di kawasan ASEAN, namun diperlukan upaya yang lebih besar untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada untuk diatasi.

Tantangan tersebut antara lain pemerintah harus mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas bahan lokal agar mampu bersaing dengan produk impor dan tidak membiarkan peningkatan volume penjualan yang berujung pada peningkatan komponen impor.

“Di sini diperlukan insentif dan kemudahan bagi industri suku cadang lokal untuk mengembangkan kapasitas produksi dan teknologinya,” kata Yannes kepada Bisnis, Senin (9/2/2024).

Ia juga mengatakan pemerintah harus meningkatkan alokasi anggaran untuk penelitian dan pengembangan di bidang otomotif dan mulai memproduksi kendaraan dengan kualitas yang setara atau lebih baik dibandingkan produk impor. 

Selain itu, pemerintah juga harus menyederhanakan peraturan bagi industri otomotif untuk mengurangi birokrasi dan melindungi industri dalam negeri dari persaingan tidak sehat. 

Menurut Yannes, meski pertumbuhan ekonomi global saat ini berada dalam tekanan stagnasi, namun masih terdapat peluang bagi Indonesia untuk menjadi produsen mobil terkemuka di ASEAN, didukung oleh populasi kelas menengah yang besar dan terus meningkat. 

Ia mengatakan Indonesia memiliki pasar dalam negeri yang memiliki potensi besar bagi pertumbuhan industri otomotif. Selain itu, letak geografis Indonesia yang strategis di kawasan Asia Tenggara memudahkan akses terhadap pasar regional dan global.

“Indonesia memiliki kekayaan alam bahan baterai NMC terbesar di dunia dan memiliki potensi besar untuk pengembangan kendaraan listrik. Jika Indonesia berhasil menjadi pemimpin produksi kendaraan listrik di kawasan ASEAN, maka berpeluang lebih besar menyalip Thailand,” tutupnya.

Kementerian Perindustrian Lihat Peluang

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan adanya peluang bagi industri otomotif Indonesia untuk menyalip Thailand yang saat ini sedang terguncang krisis otomotif. 

Plt. Putu Juli Ardika, General Manager Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), mengatakan Indonesia bisa melampaui Thailand sebagai produsen mobil terbesar di Asia Tenggara. 

Pasalnya, di Thailand, pabrikan mobil Jepang yang menguasai sekitar 80% pangsa pasar mulai menyusut. Misalnya saja Suzuki yang memutuskan menghentikan produksi sementara Honda membagi kapasitas produksinya. 

Indonesia kini memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 2,3 juta unit mobil dan rata-rata utilisasi pabrik belum termanfaatkan secara maksimal.

Krisis industri otomotif di Thailand juga dapat menjadi peluang bagi industri otomotif Indonesia untuk mengambil posisi Thailand sebagai produsen mobil terkemuka di ASEAN, kata Putu dalam keterangan resmi.

Selain itu, Putu mengatakan pemerintah terus menggalakkan peningkatan penggunaan bahan lokal sebagai strategi mengurangi ketergantungan impor.

“Mendukung pemasok dalam negeri tidak hanya akan memperkuat perekonomian dalam negeri, tetapi juga meningkatkan ketahanan rantai pasokan sehingga menciptakan manfaat jangka panjang bagi seluruh sektor,” tegasnya.

Selain itu, ia mengatakan pemerintah juga berkomitmen mendukung produsen kendaraan listrik untuk mencapai target net zero emisi pada tahun 2060 melalui berbagai langkah dukungan kebijakan dan insentif yang dikeluarkan pemerintah.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel