Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia masih mengimpor minyak sebanyak 1 juta barel per hari untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Bahlil mengatakan, produksi minyak dalam negeri saat ini mencapai 600.000 barel per hari, sedangkan kebutuhan minyak sebesar 1,6 juta barel.
“Tapi sekarang pertumbuhannya hanya 600.000 dan belanjanya 1,6 juta. Kita pesan 900-1 juta. Saya kira Indonesia akan menghadapi tantangan besar ke depan,” kata Bahlil dalam pertemuan para pemimpin, Rabu (11/9/2024). ).
Selain minyak, Bahlil mengatakan Indonesia mengimpor LPG untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena konsumsi LPG dalam negeri sudah mencapai 7 juta ton, maka industri dalam negeri hanya mampu memproduksi LPG sebanyak 1,9 juta ton.
Oleh karena itu, Bahlil mengatakan pemerintah akan melakukan tiga langkah untuk mengurangi impor minyak. Pertama, negara akan mengeksplorasi potensi sumber minyak baru.
Kedua, pemerintah akan memperbaiki sumur minyak yang ada. Sebab, 65% total produksi minyak dalam negeri dikuasai oleh Pertamina dan 26% oleh ExxonMobil.
Ketiga, kita akan belajar bagaimana memperbaiki sumur-sumur bermasalah yang masih berproduksi. “Mungkin itu yang bisa kami lakukan,” katanya.
SKK Migas sebelumnya menyebutkan pertumbuhan minyak dan gas bumi (migas) pada semester I-2024 masih lebih rendah dari perkiraan.
SKK Migas menyebutkan realisasi produksi minyak pada semester I 2024 tidak kurang dari 576.000 meter kubik atau 635.000 meter kubik berdasarkan tarif APBN.
Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, mengatakan target harga minyak semester 1/2024 tidak terealisasi akibat banjir di banyak wilayah.
“Recovery minyak sudah berlangsung sejak semester I karena pada semester I terjadi permasalahan banjir dimana-mana, pengeboran tidak dapat dilakukan lebih dari sebulan dan terdapat beberapa kali penundaan operasi pengeboran,” kata Dwi di sela-sela kegiatan pengeboran minyak dan gas. konferensi pers hulu I/2024.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan saluran WA