Bisnis.com, JAKARTA – Tenaga nuklir bukan lagi pilihan terakhir, melainkan yang pertama digunakan untuk mencapai tujuan pengurangan emisi karbon.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan energi nuklir merupakan bagian dari rencana reformasi energi Indonesia.

Bahkan, pemerintah baru-baru ini mempercepat target komersialisasi PLTN atau PLTN dari target sebelumnya pada 2039-2032. Hal itu dilakukan untuk mengimplementasikan peta jalan negara tanpa emisi. 

“[Nuklir] adalah bagian dari bauran energi,” kata Arifin Senaiyan, Senin (7/8/2024).

Oleh karena itu, kata dia, energi nuklir bukanlah pilihan terakhir, melainkan salah satu prioritas dalam pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. 

Kementerian ESDM menilai energi nuklir memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan guna mempercepat pencapaian Net Zero (NZE) dan Nationally Ditented Contribution (NDC).

“Karena kita juga melihat percepatan energi yang tersedia, barulah kita sampai pada NDO,” ujarnya.

Sementara itu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang mengatakan hingga saat ini pemerintah terus melakukan berbagai penelitian teknis pemanfaatan tenaga nuklir Indonesia.

“Risetnya lebih teknis ya? Harus efisien, aman, dan kompetitif,” kata Arifin.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Energi dan Konservasi Energi (EBTKE) yang baru, Enia Listiani Dewey mengatakan, tenaga nuklir akan terus dibahas dalam proyek energi baru terbarukan (RUU EBET).

Klausul dalam RUU EBET mencantumkan kata Enia pada inti itu sendiri. “Nuklir menjadi agenda dan disebutkan dalam Pasal 9 RUU Energi Baru,” kata Enia.

Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) menginginkan tenaga nuklir masuk dalam proyek energi baru dan terbarukan (RUU) melalui Komisi VII. 

Menurut Eddie Soeparno, Wakil Direktur Komisi VII RDK RI, RDK menegaskan tidak ada masalah dalam perundingan nuklir tersebut.

“Nuklir itu soal mengetahui kapan kita ingin menggunakan tenaga nuklir dan apakah kita harus memasukkannya atau tidak. Pada Rabu (20/3/2024), saat ditemui di gedung parlemen, dia mengatakan: “Kami masih menginginkan nuklir. bom akan dimasukkan dalam UU EBET.”

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA